Perkembangan budaya digital mendorong karya sastra melampaui medium cetak menuju bentuk audiovisual yang dikonsumsi luas daring. Salah satu contoh signifikan di Indonesia adalah adaptasi novel Dilan: Dia Adalah Dilanku Tahun 1991 (Pidi Baiq) ke film Dilan 1991 (Fajar Bustomi). Penelitian ini menganalisis transformasi unsur pembangun sastra tema, alur, tokoh, latar, sudut pandang, gaya Bahasa ke medium film digital serta pengaruhnya bagi pengalaman audiens. Pendekatan kualitatif deskriptif; data primer: teks novel (2015), film Dilan 1991 (2019), komentar audiens YouTube terpilih. Teknik: pembacaan intensif, koding transformasi (reduksi, penambahan, perubahan), analisis tematik resepsi (gaya bahasa, emosi tokoh, latar nostalgia, evaluasi moral). Analisis dilakukan dengan menggunakan kerangka unsur intrinsik (Nurgiyantoro), analisis formalis, dan sastra digital. Hasil: kerangka naratif utama—kisah cinta remaja Dilan–Milea di Bandung 1990-an dipertahankan namun mengalami transformasi: narasi batin terpangkas; tokoh minor berkurang; adegan sinematik baru (deklarasi pacaran); konflik bergeser dari refleksi verbal ke aksi visual; klimaks lebih performatif; resolusi verbal terganti montage + musik nostalgia. Resepsi audiens digital menunjukkan apresiasi dialog ikonik, keterlibatan emosional, dan nostalgia era 1990-an.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025