Balai Padukuhan merupakan fasilitas penting bagi masyarakat untuk mendukung kegiatan sosial, ekonomi, dan budaya yang mendorong peningkatan kualitas hidup, toleransi, serta kebersamaan. Oleh karena itu, Balai Padukuhan semestinya memiliki struktur bangunan yang kokoh dan lingkungan yang bersih. Seiring waktu, banyak Balai Padukuhan mengalami kerusakan dan membutuhkan perbaikan agar tetap dapat dimanfaatkan secara optimal. Rehabilitasi sebaiknya dilakukan secara berkala sebagai bentuk pemeliharaan bangunan. Melalui pelaksanaan program Bantuan Keuangan Khusus (BKK), rehabilitasi Balai Padukuhan di Kalurahan Melikan dilakukan untuk memperbaiki bagian bangunan yang rusak tanpa mengubah fungsinya. Penelitian ini menggunakan metode Critical Path Method (CPM) dengan tujuan untuk mengidentifikasi keterlambatan dan jalur kritis selama pelaksanaan proyek rehabilitasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan proyek belum berjalan secara optimal. Keterlambatan terjadi pada tahap pengadaan barang dan jasa (persiapan alat dan bahan), yang termasuk dalam jalur kritis proyek. Karena tahap ini merupakan bagian awal dari pelaksanaan, keterlambatan yang terjadi berdampak pada seluruh rangkaian pekerjaan berikutnya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pemahaman risiko keterlambatan pada proyek rehabilitasi Balai Padukuhan, serta menjadi acuan dalam penyusunan strategi mitigasi risiko pada proyek konstruksi serupa di masa mendatang.
Copyrights © 2025