Globalisasi dan penetrasi teknologi digital memberikan dampak signifikan terhadap keberlanjutan tradisi budaya lokal, termasuk pada masyarakat Suku Pasemah di Desa Pagar Dewa. Pergeseran nilai sosial, meningkatnya individualisme, dan menurunnya minat generasi muda terhadap praktik budaya tradisional memunculkan tantangan serius dalam menjaga identitas kolektif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan tradisi Pantawan Bunting dan menganalisis makna simbolik serta nilai sosial yang terkandung di dalamnya. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi, dengan analisis interaktif model Miles, Huberman, & SaldaƱa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pantawan Bunting memiliki dua poros utama: prosesi pelaksanaan yang membangun solidaritas sosial serta simbolisme yang merepresentasikan penghormatan, kebersamaan, rasa syukur, dan harapan tercapainya keluarga harmonis. Temuan juga mengungkap bahwa meskipun terdapat adaptasi bentuk akibat modernisasi, esensi nilai-nilai tradisi tetap terjaga. Penelitian ini menegaskan pentingnya strategi pelestarian berbasis komunitas, integrasi pendidikan budaya, digitalisasi berbasis etika, dan dukungan kebijakan publik agar tradisi tetap relevan di era globalisasi.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025