Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menentukan nilai rata-rata kelas Problem Based Learning; (2) menentukan nilai rata-rata kelas Pembelajaran Berbasis Penemuan; dan (3) menunjukkan apakah terdapat perbedaan yang signifikan dalam kemampuan berpikir kritis siswa. X1 (Pembelajaran Berbasis Masalah) dan X2 (Pembelajaran Berbasis Penemuan) adalah dua kelompok eksperimen dalam penelitian ini, yang menggunakan desain quasi-eksperimental dengan desain kelompok kontrol posttest-only. Siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Hiliduho menjadi subjek penelitian. Uji kemampuan berpikir kritis yang dimodifikasi dari California Critical Thinking Skills Test (CCST) digunakan sebagai alat penelitian. Uji ini dianalisis menggunakan perangkat lunak SPSS versi 2030 untuk menentukan validitas, reliabilitas, tingkat kesulitan, dan daya beda. Setelah penerapan model pembelajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning) dan model pembelajaran penemuan (Discovery Learning) Nilai rata-rata kelas yang diajarkan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah adalah 83,00, sedangkan nilai rata-rata menggunakan model pembelajaran penemuan adalah 76,08. Uji T Sampel Independen digunakan untuk menguji hipotesis, dan hasilnya menunjukkan bahwa nilai (dua ekor) P adalah <0,01, artinya P <0,05, yang menunjukkan bahwa hipotesis (H0) ditolak. Berdasarkan temuan ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik dalam keterampilan berpikir kritis yang diajarkan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran penemuan.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025