Pendidikan Islam menghadapi tantangan untuk tetap relevan di tengah arus modernisasi dan globalisasi yang menuntut integrasi antara nilai-nilai keagamaan dan realitas sosial. Salah satu pendekatan yang dapat menjawab persoalan tersebut adalah teori Double Movement yang dikembangkan oleh Fazlur Rahman. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsep Double Movement dan relevansinya dalam rekonstruksi pendidikan Islam yang kontekstual di era modern. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik studi kepustakaan (library research), yang berfokus pada analisis karya-karya primer Fazlur Rahman serta kajian sekunder dari literatur pendidikan Islam kontemporer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teori Double Movement yang terdiri atas dua gerakan hermeneutic pemahaman teks wahyu dalam konteks historis dan aktualisasi nilai-nilainya dalam kehidupan modern dapat menjadi dasar pengembangan pendidikan Islam yang kontekstual, humanis, dan transformatif. Konsep ini mampu menjembatani antara idealitas ajaran Al-Qur’an dan realitas sosial dengan menekankan dimensi moral, etika, dan rasionalitas. Namun demikian, implementasinya menghadapi tantangan berupa resistensi terhadap pendekatan hermeneutik dan keterbatasan pemahaman guru terhadap integrasi nilai-nilai Qur’ani dalam kurikulum. Oleh karena itu, diperlukan reformulasi kurikulum, pelatihan pendidik, serta penguatan paradigma pendidikan Islam yang berbasis nilai dan relevan dengan perkembangan zaman
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025