Pendahuluan; petugas cleaning service mempunyai resiko terbesar terpapar bahan biologi berbahaya (biohazard) dan kontak dengan alat medis sekali pakai (disposableequipment), seperti jarum suntik bekas maupun selang infus bekas. Limbah medis dianggap sebagai limbah paling berbahaya kedua di dunia dan perlu ditangani dan dibuang oleh petugas kesehatan terlatih. Berdasarkan dari survei awal yang dilakukan secara langsung oleh peneliti, masih ditemukan limbah medis yang belum ditangani dengan baik. Tujuan; untuk mengetahui faktor yang memengaruhi pengelolaan limbah medis di Rumkit TK II Putri Hijau Medan. Metode; penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan Cross sectional. Populasi pada penelitian ini seluruh petugas cleaning service sebanyak 22 orang dan sampel yang diambil menggunakan tehnik total sampel sebanyak 22 orang. Analisis data menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat dengan statistik uji regresi logistik. Hasil; hasil analisis uji chi-square menunjukkan bahwa nilai p masing-masing variabel antara lain man diperoleh p-value = 0,010, methode diperoleh p-value = 0,000, machine diperoleh p-value = 0,000, material diperoleh p-value = 0,003 dan pengawasan diperoleh p-value = 0,001. Kesimpulan; ada pengaruh man, methode, machine, material dan pengawasan terhadap pengelolaan limbah medis
Copyrights © 2025