Kesadaran etika berbahasa di lingkungan sekolah merupakan faktor penting dalam membentuk komunikasi yang santun dan harmonis. Namun, di tingkat sekolah menengah, masih ditemukan penggunaan bahasa yang kurang sesuai dalam interaksi sehari-hari, terutama dalam komunikasi informal dan media digital. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesadaran etika berbahasa siswa serta merumuskan strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkannya. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif di beberapa sekolah menengah di Kota Bima. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara dengan guru dan siswa, serta analisis kebijakan sekolah terkait etika berbahasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesadaran etika berbahasa siswa dipengaruhi oleh faktor lingkungan sosial, pengaruh media digital, serta kurangnya pembiasaan dalam proses pembelajaran. Untuk mengatasi tantangan ini, strategi yang dapat diterapkan meliputi integrasi etika berbahasa dalam kurikulum, peran guru sebagai model komunikasi yang santun, penerapan kebijakan sekolah yang lebih tegas, serta pemanfaatan media digital untuk edukasi etika berbahasa. Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap pemahaman kesantunan berbahasa di lingkungan pendidikan serta menawarkan solusi praktis bagi sekolah dalam menanamkan budaya komunikasi yang lebih baik. Diharapkan temuan ini dapat menjadi dasar bagi kebijakan sekolah dan penelitian lebih lanjut terkait pembinaan etika berbahasa di kalangan siswa.
Copyrights © 2024