cover
Contact Name
Zumhur Alamin
Contact Email
zumhur.alamin@gmail.com
Phone
+62895351974655
Journal Mail Official
journalpendiri@gmail.com
Editorial Address
Jl. Ir. Soekarno Hatta no. 129 Rt. 06 Rw. 03 Rabangodu Utara Raba Kota Bima
Location
Kota bima,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Pendiri: Jurnal Riset Pendidikan
Published by Yayasan Ran Edu Center
ISSN : 30903572     EISSN : 30900190     DOI : https://doi.org/10.63866/pendiri
Core Subject : Education,
Journal Pendiri: Jurnal Riset Pendidikan, published by Ran Edu Center, focuses on research related to educational research. Submitted manuscripts will be accepted by the editor and then checked for similarity with a similarity checker application. PENDIRI aims to be a forum for researchers and academics in the field of education to share knowledge, ideas, and the latest research results. Thus, this journal plays an important role in encouraging the development and deeper understanding of educational issues that are relevant and important to society and the world of education. The review process is conducted using peer review. Journal Pendiri: Jurnal Riset Pendidikan has a main focus on the development, exchange, and dissemination of quality knowledge and research results in the field of education. The aim is to provide a platform for researchers, academics, and education practitioners to share the latest knowledge, ideas, and innovations.
Articles 20 Documents
Menelusuri Jejak Guru Ideal di Era Digital Anita Candra Dewi; Salsabila; Miftahul Jannah; Adinda Zahrani Cantika; Fatimah Aurora; Aisyah Amirah
Pendiri: Jurnal Riset Pendidikan Vol. 1 No. 1 (2023): December 2023
Publisher : Ran Edu Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63866/pendiri.v1i1.11

Abstract

Dalam era digital yang terus berkembang, peran seorang guru menjadi semakin krusial dalam membimbing dan menginspirasi generasi masa depan. Selain itu peran kepala sekolah juga sangat di butuhkan untuk mendukung para guru untuk menjadi guru yang ideal, peran kepala sekolah ada untuk menerapkan program- program untuk guru. Adapun program-program untuk menjadi guru ideal yang diciptakan oleh kementrian pendidikan yaitu salah satunya Program guru penggerak, program ini melatih para guru untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berketerampilan tinggi dan berwawasan luas. Artikel ini mengulas karakteristik dan peran seorang guru ideal dalam menghadapi tantangan teknologi saat ini. Dari keahlian teknologi hingga kemampuan adaptasi terhadap perubahan, artikel ini menggambarkan bagaimana guru yang ideal mampu memadukan keahlian tradisional dengan inovasi digital untuk menciptakan lingkungan belajar yang dinamis dan memberdayakan bagi para siswa. Artikel ini juga membahas strategi pengajaran yang relevan dengan teknologi, seperti penggunaan platform daring, pembelajaran berbasis proyek, serta kolaborasi antar-guru. Di tengah derasnya informasi di era digital, guru ideal dijelaskan sebagai orang yang tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membantu siswa mengembangkan keterampilan kritis, pemecahan masalah, serta literasi digital yang kuat. Dengan fokus pada hubungan manusiawi dan penerapan teknologi yang bijak, yang merangkum esensi dari seorang guru yang dapat mengilhami, memotivasi, dan membimbing siswa untuk sukses dalam era digital yang terus berubah.
Peran Orang Tua dalam Mengatasi Pengaruh Pergaulan Bebas di Kalangan Remaja Anita Candra Dewi; Nur Laila Zahra; Kartika Saras; Wilmah
Pendiri: Jurnal Riset Pendidikan Vol. 1 No. 1 (2023): December 2023
Publisher : Ran Edu Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63866/pendiri.v1i1.20

Abstract

Marginalisasi generasi muda merupakan permasalahan sosial yang sering terjadi di Indonesia, yang dipengaruhi oleh kurangnya kontrol dan bimbingan orang tua terhadap anak-anak mereka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan deskriptif untuk mengungkap peran orang tua dalam perkembangan moral remaja. Melalui wawancara, observasi, dan pencatatan, data diperoleh untuk mengidentifikasi faktor-faktor seperti kepemimpinan, pelatihan, dan dukungan yang dimainkan oleh orang tua. Tujuan penelitian adalah untuk menggambarkan peran orang tua dalam membentuk moral generasi muda, termasuk memberikan arahan yang benar, pelatihan moral, menjadi faktor pendorong, dan memberikan dukungan serta apresiasi. Orang tua dianggap sebagai sekolah pertama bagi anak-anak mereka, di mana mereka tidak hanya memberikan nasihat tentang hubungan interpersonal, tetapi juga membentuk landasan moral melalui nilai-nilai agama dan etika. Solusi untuk mencegah perilaku menyimpang remaja melibatkan pendorongan nilai-nilai agama, moral, dan etika sejak dini, dengan menghukum pelanggaran dan meningkatkan kegiatan keagamaan. Mendorong remaja untuk melibatkan diri dalam aktivitas positif dapat membentuk ketaatan terhadap aturan dan agama. Penelitian menunjukkan bahwa remaja cenderung bersosialisasi negatif, merokok, minum alkohol, keluar malam, dan mencuri. Oleh karena itu, peran orang tua sangat penting dalam memantau komunikasi anak-anak mereka untuk mencegah dampak negatif dan menjaga kesejahteraan generasi muda sepanjang hidup mereka.
Pendidikan Antikorupsi Berbasis Multiliterasi Digital dalam Pembelajaran PPKn Al-zainuri, Awaluddin
Pendiri: Jurnal Riset Pendidikan Vol. 1 No. 1 (2023): December 2023
Publisher : Ran Edu Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63866/pendiri.v1i1.45

Abstract

Pendidikan antikorupsi merupakan aspek penting dalam pembentukan karakter dan integritas siswa, terutama dalam mata pelajaran Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Namun, metode konvensional sering kali kurang efektif dalam menanamkan pemahaman dan sikap antikorupsi yang kuat. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menguji efektivitas model inovatif pendidikan antikorupsi berbasis multiliterasi digital dalam meningkatkan pemahaman dan sikap antikorupsi siswa.Penelitian ini menggunakan metode kuasi-eksperimen dengan desain pretest-posttest control group. Sampel penelitian terdiri dari siswa sekolah menengah yang dibagi menjadi kelompok eksperimen dan kontrol. Instrumen penelitian mencakup tes pemahaman konsep antikorupsi dan kuesioner sikap antikorupsi, yang telah divalidasi dan diuji reliabilitasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok eksperimen yang menggunakan model berbasis multiliterasi digital mengalami peningkatan pemahaman antikorupsi sebesar 52,8%, dibandingkan dengan kelompok kontrol yang hanya mencapai 28,3%. Selain itu, sikap antikorupsi pada kelompok eksperimen meningkat sebesar 42,8%, sedangkan kelompok kontrol hanya mengalami peningkatan 20,2%. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan antikorupsi berbasis multiliterasi digital lebih efektif dibandingkan metode konvensional dalam meningkatkan pemahaman dan sikap siswa terhadap nilai-nilai antikorupsi. Model ini berkontribusi pada pengembangan strategi pembelajaran inovatif dalam PPKn dan dapat diadaptasi ke berbagai jenjang pendidikan.
Efektivitas Platform Pembelajaran Berbasis AI dalam Pengajaran Pemrograman Dasar Zumhur Alamin; Randitha Missouri
Pendiri: Jurnal Riset Pendidikan Vol. 1 No. 1 (2023): December 2023
Publisher : Ran Edu Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63866/pendiri.v1i1.46

Abstract

Kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI) telah membuka peluang baru dalam pendidikan, termasuk dalam pengajaran pemrograman bagi pemula. Metode pembelajaran tradisional masih memiliki keterbatasan dalam menyesuaikan diri dengan kebutuhan individu mahasiswa, sehingga diperlukan pendekatan yang lebih adaptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas platform pembelajaran berbasis AI dalam memperdalam pemahaman konsep pemrograman dasar bagi mahasiswa tahun pertama yang mengambil mata kuliah Algoritma dan Pemrograman Dasar di Program Studi Ilmu Komputer Universitas Muhammadiyah Bima. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain pretest dan posttest, melibatkan 60 mahasiswa yang terbagi menjadi dua kelompok: kelompok eksperimen yang menggunakan platform AI dan kelompok kontrol yang menggunakan metode konvensional. Data dikumpulkan melalui tes akademik dan kuesioner motivasi belajar, kemudian dianalisis menggunakan uji statistik untuk mengukur perbedaan hasil antara kedua kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang menggunakan platform AI mengalami peningkatan hasil belajar yang lebih signifikan dibandingkan kelompok kontrol. Motivasi belajar mereka juga meningkat, terutama dalam aspek kepercayaan diri dan kepuasan belajar. Temuan ini menegaskan bahwa integrasi AI dalam pembelajaran pemrograman dapat meningkatkan pemahaman dan motivasi mahasiswa secara efektif. Oleh karena itu, penelitian ini merekomendasikan institusi pendidikan untuk mempertimbangkan penerapan teknologi AI guna meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Strategi Pembelajaran Multidimensional dalam Meningkatkan Higher Order Thinking Skills (HOTS) di Sekolah Menengah Alaudin, Nurlatifah; Randitha Missouri
Pendiri: Jurnal Riset Pendidikan Vol. 1 No. 1 (2023): December 2023
Publisher : Ran Edu Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63866/pendiri.v1i1.47

Abstract

Higher Order Thinking Skills (HOTS) merupakan keterampilan berpikir tingkat tinggi yang menjadi fokus utama dalam kurikulum pendidikan modern. Namun, banyak siswa di tingkat sekolah menengah masih mengalami kesulitan dalam mengembangkan HOTS akibat metode pembelajaran yang kurang variatif dan cenderung berpusat pada guru. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas strategi pembelajaran multidimensional dalam meningkatkan HOTS siswa di SMP Negeri 1 Kota Bima.Penelitian ini menggunakan metode kuasi-eksperimen dengan desain pre-test dan post-test pada dua kelompok: eksperimen dan kontrol. Sampel terdiri dari siswa kelas VIII yang dipilih secara purposive sampling. Instrumen penelitian mencakup tes HOTS, observasi kelas, serta angket persepsi siswa dan guru. Data dianalisis menggunakan uji statistik paired t-test untuk mengukur signifikansi perbedaan skor sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok eksperimen mengalami peningkatan skor HOTS yang lebih besar dibandingkan kelompok kontrol (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran multidimensional efektif dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis, analitis, dan kreatif siswa. Implikasi dari temuan ini menegaskan pentingnya penggunaan pendekatan pembelajaran yang holistik dan berorientasi pada pengembangan keterampilan abad ke-21. Penelitian ini berkontribusi dalam pengembangan metode pengajaran inovatif yang dapat diterapkan oleh guru dalam meningkatkan HOTS siswa. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya mencakup eksplorasi strategi pembelajaran multidimensional dalam berbagai mata pelajaran dan analisis dampak jangka panjangnya terhadap perkembangan kognitif siswa.
Penerapan Assessment For Learning dalam Meningkatkan Keterampilan Reflektif Siswa Fauzi, Ahmad; Al-zainuri, Awaluddin
Pendiri: Jurnal Riset Pendidikan Vol. 1 No. 2 (2024): June 2024
Publisher : Ran Edu Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63866/pendiri.v1i2.59

Abstract

Keterampilan reflektif merupakan aspek penting dalam proses pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk mengevaluasi pemahaman mereka sendiri dan meningkatkan strategi belajar secara mandiri. Namun, banyak siswa masih mengalami kesulitan dalam merefleksikan proses belajar mereka secara mendalam. Assessment for Learning (AfL) telah diidentifikasi sebagai strategi yang dapat membantu meningkatkan keterampilan reflektif melalui umpan balik formatif dan self-assessment. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas penerapan AfL dalam meningkatkan keterampilan reflektif siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuasi-eksperimental dengan desain pretest-posttest control group. Sampel terdiri dari 60 siswa sekolah menengah yang dibagi menjadi kelompok eksperimen dan kontrol. Data dikumpulkan melalui analisis jurnal refleksi siswa, observasi kelas, serta wawancara mendalam dengan guru dan siswa. Teknik analisis data dilakukan secara kuantitatif menggunakan uji-t untuk membandingkan perbedaan sebelum dan sesudah intervensi, serta analisis kualitatif untuk mengeksplorasi pola refleksi siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang terlibat dalam AfL mengalami peningkatan signifikan dalam keterampilan reflektif dibandingkan kelompok kontrol. Strategi umpan balik tertulis dan lisan terbukti efektif dalam membantu siswa mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka, sementara self-assessment meningkatkan kesadaran metakognitif mereka. Kesimpulan dari penelitian ini menegaskan bahwa AfL merupakan strategi yang efektif dalam meningkatkan keterampilan reflektif siswa. Temuan ini memberikan kontribusi dalam pengembangan metode penilaian formatif di sekolah serta implikasi praktis bagi pendidik dalam mengintegrasikan AfL dalam pembelajaran.
Analisis Dampak Gamifikasi dalam Manajemen Kelas terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Missouri, Randitha; Nurkasmir, Siti
Pendiri: Jurnal Riset Pendidikan Vol. 2 No. 1 (2024): December 2024
Publisher : Ran Edu Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63866/pendiri.v2i1.60

Abstract

Gamifikasi telah menjadi pendekatan inovatif dalam manajemen kelas untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Namun, masih diperlukan bukti empiris mengenai efektivitasnya terhadap motivasi dan hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak penerapan gamifikasi dalam manajemen kelas terhadap kedua aspek tersebut. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain quasi-experimental, melibatkan dua kelompok siswa sekolah menengah: kelompok eksperimen yang mendapatkan pembelajaran berbasis gamifikasi dan kelompok kontrol yang mengikuti pembelajaran konvensional. Data dikumpulkan melalui kuesioner motivasi belajar dan hasil tes akademik, kemudian dianalisis menggunakan uji statistik untuk mengukur perbedaan signifikan antar kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dalam kelompok eksperimen mengalami peningkatan motivasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Selain itu, hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis gamifikasi juga lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mengikuti metode konvensional. Kesimpulan dari penelitian ini menegaskan bahwa penerapan gamifikasi dalam manajemen kelas dapat menjadi strategi yang efektif untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Implikasi dari temuan ini menunjukkan bahwa pendidik dapat mengintegrasikan elemen gamifikasi dalam proses pembelajaran guna menciptakan lingkungan belajar yang lebih interaktif dan menarik.
Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Alaudin, Nurlatifah; Nurjanah
Pendiri: Jurnal Riset Pendidikan Vol. 1 No. 2 (2024): June 2024
Publisher : Ran Edu Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63866/pendiri.v1i2.61

Abstract

Pembelajaran berbasis kearifan lokal menjadi salah satu pendekatan inovatif dalam dunia pendidikan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Kearifan lokal mencerminkan budaya, nilai, dan tradisi yang relevan dengan lingkungan siswa, sehingga dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan kontekstual. Namun, penerapan model pembelajaran berbasis kearifan lokal masih terbatas, khususnya dalam lingkungan sekolah di Kota Bima. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas model pembelajaran berbasis kearifan lokal dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Penelitian ini menggunakan metode kuasi-eksperimen dengan desain pretest-posttest control group. Sampel penelitian terdiri dari siswa sekolah menengah pertama di Kota Bima yang dibagi ke dalam kelompok eksperimen dan kontrol. Data dikumpulkan melalui observasi, angket motivasi belajar, serta wawancara dengan guru dan siswa. Analisis data dilakukan dengan uji statistik deskriptif dan inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan signifikan dalam motivasi belajar siswa pada kelompok eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol. Siswa yang terlibat dalam pembelajaran berbasis kearifan lokal menunjukkan tingkat keterlibatan yang lebih tinggi, pemahaman konsep yang lebih baik, serta sikap positif terhadap pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa integrasi nilai-nilai budaya dalam proses pembelajaran dapat menjadi strategi efektif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Kesimpulan dari penelitian ini menegaskan bahwa model pembelajaran berbasis kearifan lokal dapat menjadi alternatif yang efektif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Temuan ini memiliki implikasi bagi pengembangan kurikulum yang lebih kontekstual serta sebagai referensi bagi pendidik dalam merancang strategi pembelajaran yang lebih adaptif terhadap lingkungan budaya siswa.
Peran Etika Berbahasa dalam Menangkal Hoaks dan Ujaran Kebencian di Era Digital Jamilah, Sri; Missouri, Randitha
Pendiri: Jurnal Riset Pendidikan Vol. 1 No. 2 (2024): June 2024
Publisher : Ran Edu Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63866/pendiri.v1i2.62

Abstract

Di era digital, penyebaran hoaks dan ujaran kebencian semakin meningkat akibat rendahnya literasi digital dan etika berbahasa dalam komunikasi daring. Hoaks sering kali menggunakan bahasa provokatif dan manipulatif untuk memengaruhi opini publik, sementara ujaran kebencian memperkeruh ruang diskusi dengan memperkuat polarisasi sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran etika berbahasa dalam menangkal hoaks dan ujaran kebencian di media digital melalui pendekatan analisis wacana kritis. Data dikumpulkan dari berbagai unggahan media sosial yang mengandung unsur hoaks dan ujaran kebencian, kemudian dianalisis untuk mengidentifikasi pola kebahasaan yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hoaks umumnya menggunakan kalimat emosional, istilah ilmiah yang disalahgunakan, serta struktur naratif yang meyakinkan, sedangkan ujaran kebencian cenderung bersifat menggeneralisasi, menyudutkan kelompok tertentu, dan berisi pemaknaan negatif yang berulang. Selain itu, strategi komunikasi berbasis etika—seperti penggunaan bahasa santun, berbasis fakta, dan tidak provokatif—terbukti efektif dalam mengurangi penyebaran hoaks serta menciptakan lingkungan diskusi yang lebih sehat. Penelitian ini berkontribusi pada pengembangan literasi digital dengan menekankan pentingnya kesadaran berbahasa dalam komunikasi daring. Implikasi praktisnya mencakup penerapan kebijakan dan program edukasi literasi digital yang lebih menitikberatkan pada aspek etika komunikasi. Penelitian lebih lanjut dapat mengeksplorasi peran algoritma media sosial dalam memperkuat atau menekan penyebaran hoaks dan ujaran kebencian.
Strategi Meningkatkan Kesadaran Etika Berbahasa dalam Lingkungan Sekolah Missouri, Randitha; Widayati, Ulfa
Pendiri: Jurnal Riset Pendidikan Vol. 1 No. 2 (2024): June 2024
Publisher : Ran Edu Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63866/pendiri.v1i2.63

Abstract

Kesadaran etika berbahasa di lingkungan sekolah merupakan faktor penting dalam membentuk komunikasi yang santun dan harmonis. Namun, di tingkat sekolah menengah, masih ditemukan penggunaan bahasa yang kurang sesuai dalam interaksi sehari-hari, terutama dalam komunikasi informal dan media digital. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesadaran etika berbahasa siswa serta merumuskan strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkannya. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif di beberapa sekolah menengah di Kota Bima. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara dengan guru dan siswa, serta analisis kebijakan sekolah terkait etika berbahasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesadaran etika berbahasa siswa dipengaruhi oleh faktor lingkungan sosial, pengaruh media digital, serta kurangnya pembiasaan dalam proses pembelajaran. Untuk mengatasi tantangan ini, strategi yang dapat diterapkan meliputi integrasi etika berbahasa dalam kurikulum, peran guru sebagai model komunikasi yang santun, penerapan kebijakan sekolah yang lebih tegas, serta pemanfaatan media digital untuk edukasi etika berbahasa. Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap pemahaman kesantunan berbahasa di lingkungan pendidikan serta menawarkan solusi praktis bagi sekolah dalam menanamkan budaya komunikasi yang lebih baik. Diharapkan temuan ini dapat menjadi dasar bagi kebijakan sekolah dan penelitian lebih lanjut terkait pembinaan etika berbahasa di kalangan siswa.

Page 1 of 2 | Total Record : 20