Tradisi pengajian Dalā’il al-Khayrāt di makam Abah Yai Haji Sabihi, Desa Bendung, merupakan bentuk pelestarian warisan spiritual Islam yang telah mengakar dalam kehidupan masyarakat setempat. Kegiatan ini dilaksanakan secara rutin setiap malam Rabu dan diikuti oleh berbagai kalangan, mulai dari tokoh agama, keluarga besar Abah Yai, hingga generasi muda. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk menggali nilai-nilai keagamaan dan sosial yang terkandung dalam praktik tersebut, sekaligus menyoroti peran generasi muda dalam menjaga keberlanjutan tradisi di tengah tantangan modernisasi. Metode pelaksanaan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa tradisi ini menjadi simbol penghormatan (takdzim) terhadap ulama, sarana menumbuhkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, serta ruang spiritual kolektif yang memperkuat ikatan sosial masyarakat. Partisipasi aktif generasi muda, termasuk pemanfaatan media sosial, menjadi faktor penting dalam mempertahankan tradisi agar tetap hidup dan relevan di era digital. Kegiatan ini memberikan manfaat berupa penguatan pelestarian budaya keagamaan, penguatan identitas spiritual masyarakat, serta kontribusi terhadap pengembangan kajian budaya Islam Nusantara yang kontekstual. Dengan demikian, pengajian Dalā’il al-Khayrāt tidak hanya menjadi ritual keagamaan, tetapi juga refleksi dinamika spiritualitas lokal yang terus tumbuh dan adaptif.
Copyrights © 2025