Penelitian ini mengkaji sisindiran (pantun) dalam rumpaka kawih "Es Lilin" sanggian Mursih, dengan fokus pada analisis struktur dan nilai-nilai etnopedagogi yang terkandung di dalamnya. Sisindiran merupakan bentuk puisi tradisional Sunda yang memiliki peran penting dalam budaya dan pendidikan masyarakat Sunda. Melalui pendekatan kualitatif dan metode analisis teks, penelitian ini mengidentifikasi dan menguraikan struktur sisindiran dalam kawih tersebut, termasuk pola rima, ritme, dan penggunaan bahasa kiasan. Selain itu, penelitian ini mengeksplorasi nilai-nilai etnopedagogi yang diimplikasikan, seperti kearifan lokal, moralitas, dan pendidikan karakter yang diajarkan melalui sisindiran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sisindiran dalam "Es Lilin" tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai media pendidikan yang efektif dalam menyampaikan pesan-pesan moral dan sosial. Penelitian ini berkontribusi pada pemahaman lebih dalam mengenai peran seni tradisional dalam pendidikan dan pelestarian budaya Sunda.This research examines Sisindiran in Sanggian Mursih rumpaka kawih "És Lilin", with a focus on the structural analysis and ethno pedagogical values contained therein. Sisindiran is a form of traditional Sundanese poetry which has an important role in the culture and education of the Sundanese people. Through a qualitative approach and text analysis methods, this research identifies and describes the structure of allusions in the kawih, including rhyme patterns, rhythm and the use of figurative language. In addition, this research explores the ethno pedagogical values that are implied, such as local wisdom, morality, and character education taught through satire. The research results show that the satire in "És Lilin'' not only functions as entertainment, but also as an effective educational medium in conveying moral and social messages. This research contributes to a deeper understanding of the role of traditional arts in education and preserving Sundanese culture.
Copyrights © 2025