Rendahnya kemampuan motorik halus pada anak tunagrahita berdampak signifikan terhadap aktivitas sehari-hari mereka, seperti meraih, mengambil, dan memegang benda, baik berukuran besar maupun kecil. Kesulitan ini juga mempengaruhi kemampuan mereka dalam menulis, terutama dalam memegang dan menggunakan pensil serta alat tulis lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan motorik halus anak tunagrahita melalui kegiatan kerajinan meronce di Yayasan Amanah Kamoeme (Humaira Special Needs Center) Banda Aceh. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan teknik reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan meronce ini dapat digunakan sebagai salah satu metode yang efektif dalam mengembangkan kemampuan motorik halus anak tunagrahita. Selama proses meronce, anak-anak terus mengembangkan keterampilan motorik halus mereka, misalnya saat mengkombinasikan warna dan bentuk manik-manik. Kegiatan ini membantu dalam beberapa aspek penting, seperti koordinasi mata dan tangan saat memegang benang (kecermatan), memasukkan benang ke dalam manik-manik satu per satu (ketelitian), memilih dan memasukkan manik-manik dengan warna dan ukuran yang sesuai (ketepatan), serta mendorong manik-manik dengan jari-jemari mereka (kesabaran).
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025