Stres dan depresi merupakan masalah kesehatan mental yang semakin meningkat secara global, terutama pada kelompok usia produktif, dan berdampak signifikan terhadap kualitas hidup individu. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau secara sistematis penerapan Virtual Reality (VR) sebagai media imersif dalam terapi kognitif untuk penanganan stres dan depresi. Terapi kognitif, meskipun telah terbukti efektif dalam mengurangi gejala maladaptif, seringkali menghadapi kendala dalam hal aksesibilitas, motivasi pasien, dan tingkat keterlibatan dalam proses terapi. VR muncul sebagai inovasi yang menawarkan pengalaman interaktif dan lingkungan aman yang dapat meningkatkan efektivitas terapi. Metode penelitian menggunakan Systematic Literature Review (SLR) terhadap 118 artikel terindeks Scopus dengan rentang publikasi 2022–2025. Hasil analisis menunjukkan bahwa 10 artikel mendukung efektivitas VR dalam menurunkan gejala stres dan depresi, sedangkan 8 artikel menekankan pengalaman subjektif pasien yang cenderung positif. Keunggulan utama VR adalah sifatnya yang imersif, fleksibilitas personalisasi, serta kemampuan meningkatkan keterlibatan pasien. Namun, tantangan yang ditemukan meliputi keterbatasan teknologi, biaya implementasi, dan isu kenyamanan pengguna. Faktor penentu keberhasilan penerapan meliputi kualitas perangkat, kesiapan tenaga profesional, serta motivasi dan karakteristik pasien. Implikasi penelitian ini menunjukkan bahwa VR berpotensi besar menjadi media pendukung terapi kognitif yang menjanjikan dalam praktik klinis, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkaji dampak jangka panjang dan pengalaman pengguna secara lebih mendalam.
Copyrights © 2025