Urgensi penelitian ini berangkat dari kebutuhan untuk meninjau kembali konsep “ulama” dalam cahaya Al-Qur’an guna menjawab tantangan intelektual dan sosial kontemporer. Penentuan karakteristik ulama dan pemahaman terhadap peran mereka sebagaimana digambarkan dalam Al-Qur’an berkontribusi dalam membangun kesadaran ilmiah dan spiritual yang seimbang di tengah masyarakat Islam. Di antara ayat yang menonjol dalam mendukung konsep ini adalah firman Allah Ta‘ala: “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah para ulama” (QS. Fāṭir [35]: 28), yang menegaskan hubungan esensial antara ilmu dan rasa takut kepada Allah serta menjadikannya tolok ukur utama dalam mendefinisikan ulama. Penelitian ini bertujuan memahami karakteristik ulama dalam perspektif Al-Qur’an, mengidentifikasi padanan makna kata “ulama”, serta menganalisis metode penafsiran yang digunakan oleh Ibnu Katsir dan Quraish Shihab. Pendekatan yang digunakan adalah studi kepustakaan dengan metode deskriptif-analitis. Tafsir Ibnu Katsir menerapkan metode riwayah dan salaf, dengan tahapan sistematis: mengaitkan ayat-ayat terkait, mengutip hadis, serta menggunakan pendapat sahabat dan tabi‘in sebelum melakukan tarjih berdasarkan kekuatan sanad dan konsistensi makna. Adapun Tafsir Al-Mishbah menggunakan pendekatan analisis kontekstual melalui kajian linguistik, sebab turunnya ayat, konteks sosial-historis, dan relevansi makna kemanusiaan.Hasil penelitian menunjukkan adanya dinamika penafsiran terhadap konsep ulama dalam Islam serta relevansinya menghadapi tantangan zaman modern, sekaligus mendorong pemahaman yang kritis dan komprehensif terhadap teks-teks suci Al-Qur’an.
Copyrights © 2025