cover
Contact Name
Malik
Contact Email
alkarimastiq@gmail.com
Phone
+6287881807504
Journal Mail Official
messakelam@gmail.com
Editorial Address
Jl. Solo-Tawangmangu KM. 34 Pakel, Gerdu, Karangpandan, Karanganyar, Jawa Tengah. Kode Pos: 57791 Telp : (0271) 6901044
Location
Kab. karanganyar,
Jawa tengah
INDONESIA
Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Qur'an dan Tafsir
ISSN : 25493035     EISSN : 28293703     DOI : -
Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Al Quran Isy Karima Karanganyar setiap bulan Februari dan Agustus setiap tahun
Articles 112 Documents
Konsep Dakwah dalam Surat An-Nahl Ayat 125-127: Studi Komparasi Tafsir Fi Dzilalil Qur’an dan Tafsir Al Azhar Husen, Nadia Rohmah
Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir Vol. 2 No. 1 (2018): Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Isy Karima Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58438/alkarima.v2i1.36

Abstract

Dakwah adalah tuntutan bagi setiap muslim, karena salah satu tugas utama Rasulullah saw diutus adalah untuk berdakwah di tengah-tengah masyarakat yang bermacam-macam karakter, sehingga ketika Rasulullah saw mengajak mereka kepada jalan yang benar harus dengan metode-metode yang sesuai agar ajakan itu diterima dengan lapang dada tanpa paksaan. Dakwah berasal dari huruf dal, ‘ain, dan wawu, dan kata perintah dari da’a-yad’u adalah ud’u, dalam kitab Mu’jam Mufahros li al Fadhil Qur’an ada 10 ayat yang diawali dengan kata ud’u, yaitu surat Al Baqoroh ayat 61, Al Baqoroh ayat 68, Al Baqoroh ayat 69, Al Baqoroh ayat 70, Al A’rof ayat 134, An-Nahl ayat 125, Aj Hajj ayat 67, Al Qoshoh ayat 87, Asy Syuro ayat 15, dan Az Zukhruf ayat 49. Dan dari kesepuluh itu hanya terdapat satu ayat yang bermakna perintah berdakwah yang kemudian dilengkapi dengan metodenya. Teknik yang dipergunakan dalam menganalisa data penelitian ini adalah metode muqorin (metode komparatif), yaitu membandingkan antara dua tafsir terhadap suatu ayat atau surat, dimulai dengan menjelaskan ayat-ayat Al Qur’an dahulu yaitu Surat An-Nahl ayat 125-127 dengan murujuk kepada penafsiran dua mufassir yaitu Sayyid Quthb dan Buya Hamka. Kemudian setelah itu membandingkan dan menganalisa penafsiran dari keduanya.
Pola Pengajaran Menghafal Al Quran Luar Sekolah di Tpa Al Haramain Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah Saputra, Akhmadiyah
Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir Vol 3 No 2 (2019): Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Isy Karima Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58438/alkarima.v3i2.75

Abstract

Di masa sekarang ini, kajian terhadap menghafal Al-Qur’an dirasakan sangat signifikan untuk dikembangkan. Banyak lembaga pendidikan Islam nonformal atau luar sekolah di Indonesia saat ini yang menggalakkan dan mengembangkan program menghafal Al-Qur’an kepada peserta didiknya. Hal ini menunjukkan antusiasme masyarakat muslim Indonesia yang tinggi untuk menghafal Al-Qur’an dan menjadikan anak-anak mereka sebagai penghafal AlQur’an. Tren ini juga sebagai tanda akan kemajuan pendidikan Islam. Meskipun sebetulnya menghafal Al-Qur’an bukanlah suatu hal yang baru bagi umat islam, karena menghafal AlQur’an sudah berjalan sejak lama yang selama ini kita kenal hanya di lingkungan pesantren saja.
Makna Lafazh Al-Bala' dalam Al-Qur'an: Telaah Kitab Tafsir Al-Mishbah Amrulloh, Muhamad; Ningsih, Sucila
Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir Vol. 6 No. 1 (2022): Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Isy Karima Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58438/alkarima.v6i1.116

Abstract

Al-Qur’an telah menjelaskan bahwa hidup diwarnai dengan ujian. Ujian dibahasakan menggunakan lafazh Al-Bala’. Ujian bisa berbentuk kebaikan dan keburukan. Namun seringkali dalam kebudayaan sosial bangsa Indonesia diartikan sebagai sesuatu yang berkonotasi negatif. Karenanya penulis akan mengkaji makna Al-Bala’’, serta memaparkan kelebihan dan kekurangan dari kitab tafsir Al-Mishbah. Dalam Bahasa Arab Al-Bala’’ bermakna Al-Ikhtibar, juga berarti ujian dan petaka (Al-Ihtibaru wa Al-Imtihanu), Al-Bala’’ terkandang bermakna kegembiraan agar seseorang semakin bertambah syukur kepada Allah juga bermakna kesusahan agar seseorang bisa makin bersabar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna Al-Bala’ dalam Tafsîr Al-Mishbâh. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode tematik (maudhu’i. Adapun sumber primer yang digunakan, yaitu kitab Tafsîr Al-Mishbâh dan buku-buku yang terkait dengan tema Al-Bala’’. Hasil penelitian ini, menjelaskan bahwa lafazh Al-Bala bermakna ujian yang mencakup kebaikan dan keburukan. Adapun kelebihan dari kitab tafsir Al-Mishbah antara lain menggunakan bahasa Indonesia yang dapat memudahkan para pembaca, Tafsir Al-Mishbah termasuk tafsir kontemporer penyempurna tafsir-tafsir nusantara sebelumnya, Sumber-sumbernya menggunakan Tafsir bil Ma’tsur dan bi Ar-Ra’yi, selalu konsisten dalam mengurai kalimat-kalimat dalam setiap ayat Al-Quran, penggunaan rujukan yang beragam sehingga mudah untuk dipahami berbagai kalangan. Adapun kekurangannya adalah penafsirannya menggunakan bahasa Indonesia yang menunjukkan tafsir-tafsir tersebut bersifat lokal, juga lebih didominasi bil ra’yi. M. Quraish Shihab juga terkadang seringkali menukil pendapat ilmuan-ilmuan, Orientalis, Filsuf Barat, juga kitab perjanjian lama dan baru dan Mufassir Syi’ah, penukilan hadits yang dilakukan tidak berpedoman pada ketentuan yang tetapkan para oleh ulama hadits, seringkali penafsirannya mengalami pengulangan-pengulangan yang dapat menimbulkan kejenuhan. Peneliti berharap kepada peneliti selanjutnya untuk bisa mengkaji tema Al- Bala’’ ini dalam tafsir Al-Mishbah dengan lebih luas dan mencantumkan ayat-ayat sekaligus derivasi-nya dari Al-Qur’an agar lebih mudah dipahami dan bermanfaat bagi yang lain.
Hermeneutika Al-Qur’an Prespektif Ad-Dakhil Fi At-Tafsir Sulthoni, Akhmad
Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir Vol. 3 No. 2 (2019): Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Isy Karima Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58438/alkarima.v3i2.24

Abstract

Penafsiran atas ayat-ayat al-Quran merupakan suatu usaha yang telah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Beliau menerangkan kandungan al-Quran, dan meluruskan pemahaman-pemahaman (penafsiran) yang keliru atas beberapa ayat al-Quran, baik kesalahan yang muncul dari kalangan sahabat, ataupun dari pihak luar Islam. Dalam perkembangannya, penafsiran al-Quran sebagaimana telah ada hingga saat ini telah banyak termasuki pemahaman-pemahaman yang dinilai menyimpang oleh para ulama, dan dikenal dengan istilah ad-dakhil fi at-tafsir.Munculnya teori hermeneutika dalam ranah tafsir al-Quran menjadi sebuah permasalahan baru yang dapat dinilai pula keotentikannya dengan pendekatan teori ad-Dakhil fi tafsir ini. Penafsiran yang tidak memiliki landasan yang valid dikategorikan oleh para ulama sebagai ad-Dakhil (infiltrasi) dalam penafsiran al-Quran. Tulisan ini memaparkan gambaran persoalan diatas, dengan memberikan contoh penerapan hermeneutika dalam tafsir al-Quran, dan mengghasilkan kesimpulan bahwa penerapan hermeneutika dalam ranah tafsir al-Quran didapatkan seringkali tidak memiliki landasan yang telah ditetapkan dalam keilmuan Islam, terutama keilmuan al-Quran dan Tafsir, sehingga dapat diposisikan sebagai sebuah dakhil atau infiltrasi yang menyimpang dalam penafsiran al-Quran.
Studi Penafsiran Lafadz Quwwah dalam Tafsir Al-Maraghi Choirunnisa', Syarifah
Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir Vol. 4 No. 1 (2020): Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Isy Karima Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58438/alkarima.v4i1.62

Abstract

Penelitian ini menjawab rumusan masalah, yaitu bagaimana penafsiran lafazh “quwwah” dalam Tafsir Al-Maraghi, serta bagaimana perspektif lafazh Quwwah berdasarkan skema AlWujuh wa An-Nazha’ir. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan pendekatan deskriptif komparatif. Dari analisa yang dilakukan didapatkan hasil bahwa lafazh quwwah dalam Tafsir Al-Maraghi mempunyai makna sebagai bentuk perintah untuk mempelajari kitabullah dengan teguh dan bersungguh-sungguh, sebagai bentuk perintah untuk mempersiapkan senjata untuk berperang, dan menunjukkan kehebatan kekuatan manusia dan peradabannya dalam bentuk cerita umat terdahulu bahwa mereka mempunyai kekuatan yang hebat.
Konsep Taubat pada Ayat-ayat Hudud dalam Kitab Tafsir Al-Mishbah Ridho, Muhammad Mukharom; Fatimah, Hanna
Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir Vol. 5 No. 2 (2021): Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Isy Karima Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58438/alkarima.v5i2.104

Abstract

Penelitian ini di latar belakangi karena masih jarangnya pembahasan mengenai konsep taubat tersebut dalam tema yang khusus yaitu, tema hudud. Kemudian sebab lainnya yaitu, karena masih banyak orang-orang yang ingin bertaubat atas dosa dan kesalahan yang melanggar hudud tersebut namun dia tidak mengetahui bagaimana cara bertaubat atas dosa-dosanya. Dengan demikian, penting kiranya bagi umat muslim untuk mengetahui hakikat konsep taubat dalam ayat-ayat hudud tersebut, sehingga diharapkan agar menjadi sarana dalam proses perbaikan diri menjadi hamba yang senantiasa lurus di atas petunjuk-Nya. Kemudian diharapkan pula penelitian ini menjadi sarana untuk mengubah stigma buruk masyarakat terhadap salah satu perintah Allah yaitu, hukum hudud. Yang mana mayoritas masyarakat menganggap pelaksanaan hukum hudud mereka anggap sebagai kekejaman serta tidak manusiawi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kepustakaan (library research) dengan pendekatan maudlu’i (tematik). Dalam mengumpulkan ayat-ayat dengan tema hudud, penulis merujuk pada kitab Minhajul Muslim karya Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, kemudian setelah mengumpulkan ayat-ayat mengenai hudud, lalu memaparkan tafsir dari ayat-ayat hudud tersebut sebagaimana yang disebutkan oleh Quraish Shihab dalam kitab tafsirnya, selanjutnya menganalisa ayat-ayat yang didalamnya membahas mengenai konsep taubat beserta implementasinya. Hasil penelitian yang di dapat menjelaskan bahwa, inti konsep taubat yang terkandung dalam ayat-ayat hudud tersebut adalah syarat-syarat dari taubat itu sendiri. Dengan demikian penelitian ini mengukuhkan pemaparan ulama mengenai syarat-syarat taubat dalam karya mereka, yang tentunya merujuk pada Al-Quran dan Al-Hadits. Kemudian pada sisi implementasi, peneliti menyimpulkan bahwa implementasi dari konsep taubat yakni penerapan terhadap 4 syarat dalam bertaubat sebagaimana yang telah dipaparkan dalam poin konsep taubat sebelumnya. Dan terdapat penjelasan bahwa seseorang memiliki tanda bahwa ia bersungguh-sungguh dalam mengimplementasikan taubat, Kemudian, terdapat pula pembahasan mengenai eksistensi dari hukum hudud tersebut, yakni sebagai bentuk ta’dib dan tarbiyyah (pendisiplinan dan pendidikan), bukan kekejaman ataupun balas dendam dari Allah.
Kemudahan dalam Beragama Islam: Studi Tematik Lafadz Ad-Dîn dalam Tafsir Al-Maraghi Fitri, Salsa Bila
Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir Vol. 5 No. 1 (2021): Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Isy Karima Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58438/alkarima.v5i1.53

Abstract

Syariat agama Islam seluruhnya mudah. Bahkan kewajiban menjadi gugur ketika seseorang tidak mampu melaksanakannya. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana penafsiran Al-Maraghi terhadap kemudahan beragama islam dalam Tafsir Al-Maraghi, serta apa sajakah hikmah dimudahkannya beragama Islam dalam Tafsir Al-Maraghi. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan pendekatan deskriptif analitik. Sumber data primernya adalah Kitab Tafsir Al-Maraghi karya Imam Ahmad Musthafa Al-Maraghi. Sedangkan sumber data sekunder adalah kitab tafsir dan buku-buku lain yang memiliki keterkaitan pembahasan dengan penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi dan metode tematik (maudhu’i) sebagai teknik analisa data. Hasil analisis penelitian ini adalah Allah Subhânahu wa ta’ala memberi kemudahan bagi hamba-Nya yang berhalangan menjalankan kewajibannya diantaranya sebagai berikut; Orang Sakit, Orang Dalam Perjalanan (Musafi r), Masyaqot. Orang Dalam Keadaan Darurat. Adapun hikmah dimudahkannya diantaranya, salah satu bentuk rahmat dan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya, Memperkuat keimanan dan ketakwaan kaum muslimin kepada Allah Subhânahu Wa Ta’ala dan Menjadikan hamba-hamba-Nya yang beriman termasuk orang yang bersyukur
Keistimewaan Zaitun dalam Tafsir Al-Misbah Karya Quraish Shihab dan Keterkaitannya dengan Kesehatan Rifah, Rusdatur
Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir Vol. 2 No. 2 (2018): Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Isy Karima Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58438/alkarima.v2i2.91

Abstract

Penyebutan ayat-ayat tentang zaitun disebutkan di beberapa tempat dalam Al-Qur’an. Sedang-kan masih banyak dari masyarakat Indonesia yang belum mengetahui akan keistimewaan penyebutan tersebut serta minimnya kepedulian mereka dalam menggunakannya untuk kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja keistimewaan zaitun yang disebutkan dalam Tafsir Al-Misbah karya Quraish Shihab dan juga untuk mengetahui keterkaitannya dengan kesehatan. Metode yang digunakan adalah Maudhu’i Tahlili (Tematik Analitis) dengan langkah-langkah memaparkan ayat-ayat yang didalamnya terdapat lafadz zaitun atau yang semakna, menertibkan ayat-ayat tersebut sesuai tertib ayat dan mencari Asbâbun Nuzûl kalau ada, memaparkan tafsir masing-masing ayat dengan merujuk pada tafsir AlMisbah. Kemudian menganalisis secara mendalam dengan mengupas keistimewaan zaitun dalam tafsir Al-Misbah dan keterkaitannya dengan kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keistimewaan zaitun dalam tafsir Al-Misbah, di antaranya zaitun merupakan salah satu bagian nikmat-Nya, memiliki umur yang sangat panjang, pohon berkah yang tumbuh di tempat penuh berkah, mengandung minyak yang bercahaya dan berkhasiat serta merupakan sumpah (qasam) Allah swt. dalam Al-Qur’an. Penafsiran zaitun dalam tafsir Al-Misbah tersebut ternyata memiliki keterkaitan dengan kesehatan. Di antaranya, zaitun menyehatkan jantung/sistem kardiovaskuler, memperlambat pertumbuhan berbagai jenis kanker, menyehatkan kulit, menurunkan hipertensi (tekanan darah tinggi), memperlambat proses penuaan dan lain-lain.
Prinsip–prinsip Aqidah dalam Surat Al‘Alaq Ayat 1-5: Studi Komparasi Tafsir Al-Maraghi dan Tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nur Murdianto, Murdianto; Kamilah, Azka Azzuhriya
Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir Vol. 4 No. 1 (2020): Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Isy Karima Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58438/alkarima.v4i1.43

Abstract

Islam adalah pasrah kepada Allah dengan berkeyakinan (aqidah). Esensi akidah Islam adalah tauhid. Tauhid merupakan inti yang fondamen dari ajaran Islam. Di mana prinsipnya ayat 76 yang mengandung aqidah (tauhid) yaitu pada surat al-‘Alaq ayat 1-5. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Prinsip-prinsip aqidah dalam surat Al-‘Alaq ayat 1-5 (studi komparasi Tafsir Al-Maraghi dan Tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nur); 2) Persamaan dan perbedaan keduanya. Metode yang digunakan adalah studi pustaka (library research) dengan pendekatan tafsir komparatif (muqarin). Sumber primernya adalah Tafsir Al-Maraghi dan Tafsir Al-Qur’anul Majid. Teknik pengumpulan data adalah dengan dokumentasi. Teknik analisa menggunakan metode muqarin yaitu membandingkan penafsiran Tafsir Al-Maraghi dengan Tafsir Al-Qur’anul Majid tentang ayat-ayat yang dikaji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Prinsip-Prinsip aqidah menurut Ahmad Musthafa Al-Maraghi dan Teungku Hasbi Ash-Shidhiqie: Prinsip pertama yaitu iman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sebagaimana telah disebutkan dalam kedua kitab tafsir penjelasan akan Asma’ Wa Sifat Allah; 2) Prinsip aqidah yang kedua yaitu iman kepada malaikat Allah. Kedua kitab tersebut sama-sama memaparkan riwayat percakapan antara Nabi Muhammad dan Waraqah tentang keadaan beliau yang didatangi oleh malaikat Jibril; 3) Prinsip aqidah yang ketiga adalah Iman kepada nabi dan rasul, dengan dasar yang sama yaitu pencantuman percakapan waraqah yang akan membela Nabi Muhammad saat beliau mengemban tugas kerasulan setelah menerima wahyu surat Al-‘Alaq ayat 1-5.
Makna Lafal Barokah dalam Tafsir Al-Azhar Hasanah, Noor
Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir Vol. 1 No. 2 (2017): Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Isy Karima Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58438/alkarima.v1i2.81

Abstract

Allah SubhânahuWaTa’ala banyak sekali menyebutkan lafal bârokah di dalam AlQur`an, dan jika kita tadabburi dan pahami makna bârokah meliputi banyak hal. Dalam AlQur`an, kata bâraka dengan berbagai kata jadiannya (al-mubârak dan al-bârakah) muncul beberapa kali dalam Al-Qur`an. Lafal bârokah dalam Al-Qur`an terletak di berbagai surah dan dalam tema yang berbeda, banyak contoh ciptaan Allah yang dianugerahi bârokah. Diantaranya: tempat (negeri, kota, kampung), manusia (keluarga, perorangan), waktu, benda (pohon, rizki, air, dll). Masyarakat Indonesia juga mengenal istilah bârokah atau berkah dalam kehidupan mereka, namun sebagian masyarakat memahami istilah ini dengan pemahaman yang kurang benar seperti fenomena ngalap berkah pada tanah kuburan seseorang yang dianggap terhormat, binatang, atau suatu tempat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Maudhu’i Tahlili (Tematik Analitis), peneliti akan menggunakan langkah-langkah yang diambil dari buku Al-Wujuh Wa an Nazhoir dengan menyesuaikan objek penelitian yang akan dibahas. Dalam hal ini penyusun berusaha mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur`an yang mempunyai lafal bârokah serta delefasinya, memaparkan penafsiran masing-masing ayat, kemudian menghimpun makna bârokah berdasarkan tema. Tujuan penelitian adalah mengetahui makna lafal bârokah dalam Tafsîr Al-Azhar. Makna bârokah dalam Al-Qur’an memiliki banyak makna, hal ini disesuaikan dengan sesuatu yang menjadi objek keberkahan tersebut. Lafal Tabâraka berarti kekuasaan, kemampuan, dan kekuatan Allah yang menjadi sumber bârokah, lafal kitâbun mubârokun ber-arti Al-Qur’an Lafal bârokna berarti Allah memberi keberkahan kepada beberapa manusia plihan seperti para nabi, tempat, waktu, dan sumber daya alam. Makna bârokah dalam Tafsîr AlAzhar dibagi beberapa tema, hal tersebut dikarenakan penyesuaian tema yang menjadi objek lafal bârokah beserta pecahannya, yaitu: sumber bârokah (Allah subhanahu wa ta’ala) dengan lafal tabâraka, Al-Qur’an dengan lafal kitâbun mubârokun, manusia (para nabi, yaitu Nabi Isa, Ibrahim dan Ishak beserta keturunannya, Musa beserta pengikutnya, Nuh beserta pengikutnya), tempat (bumi, langit, Syam, Mesir, Palestina, Yordania, Lebanon, dan Irak), waktu (Tafsîr Al-Azhar menyebutkan 2 pendapat, pertama malam 17 Ramadhan malam ketika pertama kali diturunkannya Al-Qur’an, dan malam lailatul qadr), sumber daya alam (pohon zaitun dan air hujan), dan ucapan yang baik (salam).

Page 1 of 12 | Total Record : 112


Filter by Year

2017 2025