Makalah ini ditulis untuk menganalisis pembangunan pendidikan pesantren neo-modernis berbasis Nadhlatul Ulama dalam perspektif kemimpinan. Teori yang digunakan untuk menjawab permasalahan adalah teori leadership dari Edward Sallis. Makalah ini tulis dengan pendekatan pustaka yang sangat luas dari jurnal, tesis, disertasi, buku, dan website yang relevan dengan penelitian ini. Data kemudian dianalisis dengan teknik deskriptif analitik dari Miles dan Huberman yaitu reduksi data, displai data, dan penarikan kesimpulan. Peneliti juga berusaha membuat interpretasi sebelum menyimpulkan hasil penelitian dengan pendekatan tekstual. Makalah ini menemukan Pembangunan pesantren neo-modernis berbasis Nahdlatul Ulama pertama dapat dilakukan dengan memaksimalkan peran pemimpin dalam mengeloa visi dan simbol. Dalam aspek ini pemimpin pendidikan harus mengkomunikasikan nilai-nilai institusi kepada staf, siswa dan masyarakat luas. Kedua pemimpin pesantren harus membangun komunikasi yang baik untuk mengkomunikasikan visi pesantren neo-modernis. Pemimpin pesantren bisa memulai mengokumunikasikan visi pesantren dengan membangun sistem informasi yang baik. Ketiga, pemimpin pesantren memulai dengan perannya sebagai pemimpin dalam mengembangkan budaya mutu pesantren neo-modernis. Membangun budaya mutu bisa dilakukan dengan yang dilakukan peningkatan mutu, perencanaan mutu, pengendalian mutu, dan perbaikan serta peningkatan mutu berkelanjutan yang khas dengan mengedepankan mutu akhlak disamping orientasi lembaga pendidikan Islam yang membangun pada prestasi. Keempat, pemimpin pesantren melakukan pemberdayaan guru baik laki-laki maupun perempuan. Pemimpin pesantren harus meningkatkan skill ilmu pengetahuan serta guru menjamin kesejahteraan ekonomi.
Copyrights © 2024