Perundungan dunia maya atau cyberbullying masih menjadi permasalahan yang marak terjadi di kalangan remaja. Fenomena ini menggambarkan bentuk intimidasi yang dilakukan secara sengaja dan berulang menggunakan teknologi digital untuk menyakiti individu atau kelompok tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi faktor-faktor penyebab munculnya perilaku cyberbullying di kalangan remaja serta menganalisis peran pola komunikasi keluarga dalam membentuk perilaku tersebut, khususnya pada media WhatsApp. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan desain studi kasus dan dilaksanakan di SMKN 2 Purwodadi pada bulan Mei–Juli 2024. Informan penelitian terdiri atas tiga siswa kelas XI Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan (DPIB) 2 yang pernah terlibat dalam kasus cyberbullying serta tiga orang tua (ayah atau ibu) dari masing-masing siswa yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi, kemudian dianalisis dengan model analisis interaktif Miles dan Huberman yang meliputi reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi teknik dan member check kepada informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku cyberbullying remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu perilaku suka meniru, intensitas penggunaan handphone yang tinggi, kurangnya pengawasan orang tua, pola asuh yang tidak tepat, pengaruh lingkungan sebaya, serta rendahnya pemahaman mengenai dampak cyberbullying. Selain itu, ditemukan tiga pola komunikasi keluarga (otoriter, permisif, dan demokratis) yang memiliki pengaruh berbeda terhadap perilaku remaja dalam berinteraksi di dunia digital. Pola komunikasi demokratis cenderung mendorong terbentuknya perilaku positif dan empatik, sedangkan pola otoriter dan permisif berpotensi meningkatkan risiko keterlibatan remaja dalam cyberbullying. Hasil penelitian ini menegaskan pentingnya komunikasi terbuka dan positif antara orang tua dan anak sebagai upaya pencegahan serta penanganan cyberbullying secara efektif. Abstract Cyberbullying remains a prevalent issue among adolescents, representing a form of intentional and repeated intimidation through digital technology aimed at harming individuals or groups. This study aims to explore the factors contributing to adolescent cyberbullying behavior and to analyze the role of family communication patterns in shaping such behavior, particularly on the WhatsApp platform. Employing a qualitative descriptive approach with a case study design, the research was conducted at SMKN 2 Purwodadi from May to July 2024. The informants consisted of three students from Class XI of the Building Design and Information Modeling (DPIB) 2 program who had been involved in cyberbullying cases, along with one parent (father or mother) of each student, selected using purposive sampling. Data were collected through in-depth interviews, observation, and documentation, and analyzed using the interactive model of Miles and Huberman, which includes data reduction, data display, and conclusion drawing. Data validity was ensured through technique triangulation and member checking. The findings reveal that adolescent cyberbullying behavior is influenced by several factors, including imitation tendencies, high mobile-phone usage intensity, lack of parental supervision, inappropriate parenting styles, peer influence, and limited understanding of the impact of cyberbullying. Furthermore, three family communication patterns (authoritarian, permissive, and authoritative) were identified, each exerting a different influence on adolescents’ digital behavior. Democratic communication patterns tend to foster positive and empathetic behavior, while authoritarian and permissive patterns may increase the risk of adolescents engaging in cyberbullying. The study concludes that open and positive communication between parents and children plays a crucial role in preventing and addressing cyberbullying effectively.
Copyrights © 2025