Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

REALITAS PENGUNJUNG DAN RESPON MUSEUM SOEGARDA PURBALINGGA: PEMBANGUNAN DESAIN EDUTAINMENT MEDIA AUGMENTED REALITY SEBAGAI INOVASI KONSERVASI BUDAYA : VISITORS' REALITY AND RESPONSE OF SOEGARDA MUSEUM PURBALINGGA: DEVELOPMENT OF AUGMENTED REALITY MEDIA EDUTAINMENT DESIGN AS A CULTURAL CONSERVATION INNOVATION Saputro, Godham Eko; Khunaefi, Muhammad Wildan; Na’am, Muh Fakhrihun; Nurrohmah, Siti; Nurhayati, Ifa
ANDHARUPA: Jurnal Desain Komunikasi Visual & Multimedia Vol. 11 No. 1 (2025): Maret 2025
Publisher : Dian Nuswantoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Era globalisasi telah memberikan normalisasi digital dan perubahan selera belajar pada berbagai aspek, termasuk museum. Museum Soegarda Purbalingga mengalami tantangan dalam adaptasi digital dan selera belajar pengunjung. Tujuan studi ini adalah meningkatkan minat belajar pengunjung dan adaptasi digital museum melalui Augmented Reality (AR). Studi ini menggunakan pendekatan research and development (R&D) dengan model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation) dan triangulasi data untuk validitas. Hasil studi menunjukkan bahwa penggunaan AR di Museum memiliki dampak signifikan dan positif terhadap minat pengunjung untuk belajar lebih banyak tentang artefak dan budaya lokal. Nilai korelasi (r) sebesar 0.86 menunjukkan hubungan yang sangat kuat antara efektivitas AR dan motivasi pengunjung. Analisis statistik menunjukkan nilai t sebesar 4.89 dengan derajat kebebasan 9, menunjukkan signifikansi statistik tinggi (p < 0.05). Secara keseluruhan, hasil studi ini mendukung bahwa AR dapat menciptakan pengalaman belajar yang efektif dan menyenangkan, memberikan dasar kuat untuk penggunaan teknologi AR dalam strategi konservasi dan edukasi museum.
EKSPLORASI PERILAKU CYBERBULLYING REMAJA DI MEDIA WHATSAPP: PERAN POLA KOMUNIKASI DALAM KELUARGA Nurmasitah, Sita; Bella, Shafina Axa; Na’am, Muh Fakhrihun; Musdalifah
JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan) Vol. 12 No. 1 (2025): JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/JKKP.121.02

Abstract

Perundungan dunia maya atau cyberbullying masih menjadi permasalahan yang marak terjadi di kalangan remaja. Fenomena ini menggambarkan bentuk intimidasi yang dilakukan secara sengaja dan berulang menggunakan teknologi digital untuk menyakiti individu atau kelompok tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi faktor-faktor penyebab munculnya perilaku cyberbullying di kalangan remaja serta menganalisis peran pola komunikasi keluarga dalam membentuk perilaku tersebut, khususnya pada media WhatsApp. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan desain studi kasus dan dilaksanakan di SMKN 2 Purwodadi pada bulan Mei–Juli 2024. Informan penelitian terdiri atas tiga siswa kelas XI Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan (DPIB) 2 yang pernah terlibat dalam kasus cyberbullying serta tiga orang tua (ayah atau ibu) dari masing-masing siswa yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi, kemudian dianalisis dengan model analisis interaktif Miles dan Huberman yang meliputi reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi teknik dan member check kepada informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku cyberbullying remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu perilaku suka meniru, intensitas penggunaan handphone yang tinggi, kurangnya pengawasan orang tua, pola asuh yang tidak tepat, pengaruh lingkungan sebaya, serta rendahnya pemahaman mengenai dampak cyberbullying. Selain itu, ditemukan tiga pola komunikasi keluarga (otoriter, permisif, dan demokratis) yang memiliki pengaruh berbeda terhadap perilaku remaja dalam berinteraksi di dunia digital. Pola komunikasi demokratis cenderung mendorong terbentuknya perilaku positif dan empatik, sedangkan pola otoriter dan permisif berpotensi meningkatkan risiko keterlibatan remaja dalam cyberbullying. Hasil penelitian ini menegaskan pentingnya komunikasi terbuka dan positif antara orang tua dan anak sebagai upaya pencegahan serta penanganan cyberbullying secara efektif.   Abstract Cyberbullying remains a prevalent issue among adolescents, representing a form of intentional and repeated intimidation through digital technology aimed at harming individuals or groups. This study aims to explore the factors contributing to adolescent cyberbullying behavior and to analyze the role of family communication patterns in shaping such behavior, particularly on the WhatsApp platform. Employing a qualitative descriptive approach with a case study design, the research was conducted at SMKN 2 Purwodadi from May to July 2024. The informants consisted of three students from Class XI of the Building Design and Information Modeling (DPIB) 2 program who had been involved in cyberbullying cases, along with one parent (father or mother) of each student, selected using purposive sampling. Data were collected through in-depth interviews, observation, and documentation, and analyzed using the interactive model of Miles and Huberman, which includes data reduction, data display, and conclusion drawing. Data validity was ensured through technique triangulation and member checking. The findings reveal that adolescent cyberbullying behavior is influenced by several factors, including imitation tendencies, high mobile-phone usage intensity, lack of parental supervision, inappropriate parenting styles, peer influence, and limited understanding of the impact of cyberbullying. Furthermore, three family communication patterns (authoritarian, permissive, and authoritative) were identified, each exerting a different influence on adolescents’ digital behavior. Democratic communication patterns tend to foster positive and empathetic behavior, while authoritarian and permissive patterns may increase the risk of adolescents engaging in cyberbullying. The study concludes that open and positive communication between parents and children plays a crucial role in preventing and addressing cyberbullying effectively.
Implementation of the Program Kampus Mengajar (Teaching Campus Program) by Family Welfare Education and Fashion Design Education Students Wahyuni, Sri; Na’am, Muh Fakhrihun; Wahyuningsih, Sri Endah
Journal of Vocational and Career Education Vol. 8 No. 2 (2023): December 2023
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Program Kampus Mengajar (Teaching Campus Program) aims to provide opportunities for students, at least in their fifth semester, to learn and develop outside their study program. Students participating in the Program Kampus Mengajar are guided by Field Supervisor Lecturers who are randomly grouped based on their domicile. The objectives of this study are to analyze the actual conditions of the teaching campus practice in target schools, to analyze the process of mentoring and guidance in teaching campus activities at target schools, to analyze the recognition of credits and course grade conventions, and to analyze efforts to optimize the program. The method used is qualitative, with data collection techniques including observation, interviews, and documentation. The validity of the data is ensured using source triangulation. Data analysis techniques follow the Miles and Huberman model, consisting of three activities: data reduction, data display, and conclusion drawing/verification. The results of the study are: (1) The implementation of the Program Kampus Mengajar has been running well, although there are some obstacles; (2) Mentoring and guidance by supervising teachers and Field Supervisor Lecturers are conducted flexibly; (3) The process of recognizing and converting course grades is in accordance with the curriculum, although some lecturers initially disagreed with their courses being recognized; (4) Efforts to optimize the program are essential for the revitalization and success of the next batch of the Program Kampus Mengajar.