Breakfast is a crucial behaviour for teenagers, as it has a significant impact on their physical and cognitive well-being. This study aims to analyze the relationship between prior related behavior and behavioral specific cognition and affect on adolescent breakfast habits. The population in this study consisted of 410 students at SMP UNKLAB Airmadidi, North Minahasa, in the 2024/2025 academic year. The sample in this study was composed of students who met the criteria. We employed stratified random sampling in this study based on the classes at SMP UNKLAB Airmadidi, North Minahasa, which are divided into three grades: VII, VIII, and IX. Prior related behaviors associated to breakfast habits include knowledge, attitudes, and practices, have a significant effect on specific cognition and affection. Positive past experiences encourage motivation and attitudes that support the habit of regular breakfast, while negative experiences can become obstacles in forming such habits. Therefore, understanding and utilizing previous behaviors is very important in efforts to improve healthy breakfast habits in adolescents. Sarapan pagi merupakan kebiasaan yang sangat penting bagi remaja karena berdampak terhadap kesehatan fisik dan kognitif. Penelitian ini bertujuan manganalisis hubungan perilaku sebelumnya (prior related behavior) dan behavioral specific cognition and affect pada kebiasaan sarapan pagi remaja. Desain penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Populasi pada penelitian ini adalah 410 siswa SMP UNKLAB Airmadidi Minahasa Utara pada tahun ajaran 2024/2025. Sampel dalam penelitian ini adalah remaja siswa yang sesuai dengan kriteria. Penggunanaan stratified random sampling pada penelitian ini yaitu berdasarkan kelas yang ada di SMP UNKLAB Airmadidi Minahasa Utara yang terbagi menjadi tiga kelas yaitu kelas VII, VIII, dan IX. Besar sampel minimal sesuai dengan metode sampling G*Power dalam penelitian ini adalah 119 sampel. Perilaku sebelumnya terkait kebiasaan sarapan, yang meliputi pengetahuan, sikap, dan praktik, berpengaruh signifikan terhadap kognisi dan afeksi spesifik perilaku pada remaja. Pengalaman positif masa lalu mendorong motivasi dan sikap yang mendukung kebiasaan sarapan rutin, sedangkan pengalaman negatif dapat menjadi hambatan dalam pembentukan kebiasaan tersebut. Oleh karena itu, memahami dan memanfaatkan perilaku sebelumnya sangat penting dalam upaya meningkatkan kebiasaan sarapan sehat pada remaja.
Copyrights © 2025