Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Hubungan Perilaku Sebelumnya Dengan Behavioral Specific Cognition And Affect Pada Kebiasaan Sarapan Pagi Remaja Kasenda, Telvie; Hadjo, Samuel Stanly; Hadjo, Nicely
NUTRIX Vol 9 No 2 (2025): Volume 9, Issue 2, 2025
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/nj.v9i2.1433

Abstract

Breakfast is a crucial behaviour for teenagers, as it has a significant impact on their physical and cognitive well-being. This study aims to analyze the relationship between prior related behavior and behavioral specific cognition and affect on adolescent breakfast habits. The population in this study consisted of 410 students at SMP UNKLAB Airmadidi, North Minahasa, in the 2024/2025 academic year. The sample in this study was composed of students who met the criteria. We employed stratified random sampling in this study based on the classes at SMP UNKLAB Airmadidi, North Minahasa, which are divided into three grades: VII, VIII, and IX. Prior related behaviors associated to breakfast habits include knowledge, attitudes, and practices, have a significant effect on specific cognition and affection. Positive past experiences encourage motivation and attitudes that support the habit of regular breakfast, while negative experiences can become obstacles in forming such habits. Therefore, understanding and utilizing previous behaviors is very important in efforts to improve healthy breakfast habits in adolescents. Sarapan pagi merupakan kebiasaan yang sangat penting bagi remaja karena berdampak terhadap kesehatan fisik dan kognitif. Penelitian ini bertujuan manganalisis hubungan perilaku sebelumnya (prior related behavior) dan behavioral specific cognition and affect pada kebiasaan sarapan pagi remaja. Desain penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Populasi pada  penelitian ini  adalah 410  siswa  SMP  UNKLAB  Airmadidi  Minahasa  Utara pada tahun ajaran 2024/2025. Sampel dalam  penelitian ini adalah remaja siswa yang  sesuai dengan  kriteria. Penggunanaan stratified  random  sampling pada  penelitian  ini  yaitu  berdasarkan  kelas  yang  ada  di  SMP UNKLAB  Airmadidi  Minahasa  Utara  yang  terbagi  menjadi  tiga  kelas  yaitu  kelas VII, VIII, dan IX. Besar sampel minimal sesuai dengan metode sampling G*Power dalam penelitian ini adalah 119 sampel. Perilaku sebelumnya terkait kebiasaan sarapan, yang meliputi pengetahuan, sikap, dan praktik, berpengaruh signifikan terhadap kognisi dan afeksi spesifik perilaku pada remaja. Pengalaman positif masa lalu mendorong motivasi dan sikap yang mendukung kebiasaan sarapan rutin, sedangkan pengalaman negatif dapat menjadi hambatan dalam pembentukan kebiasaan tersebut. Oleh karena itu, memahami dan memanfaatkan perilaku sebelumnya sangat penting dalam upaya meningkatkan kebiasaan sarapan sehat pada remaja.
Validasi Kuesioner Pengukuran Perilaku Sebelumnya Pada Kebiasaan Sarapan Remaja Hadjo, Samuel; Kasenda, Telvie; Hadjo, Nicely
Jurnal Sosial Teknologi Vol. 5 No. 10 (2025): Jurnal Sosial dan Teknologi
Publisher : CV. Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/jurnalsostech.v5i10.32467

Abstract

Kebiasaan sarapan merupakan faktor penting yang mempengaruhi status gizi dan prestasi belajar remaja. Pengukuran perilaku sebelumnya terkait kebiasaan sarapan memerlukan instrumen yang valid dan reliabel. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan memvalidasi kuesioner pengukuran perilaku sebelumnya pada kebiasaan sarapan remaja berbasis teori Self-Determination dan Health Promotion Model. Penelitian menggunakan pendekatan explanative survey dengan desain cross-sectional pada 119 siswa SMP UNKLAB Airmadidi Minahasa Utara yang dipilih menggunakan teknik stratified random sampling. Kuesioner terdiri dari tiga dimensi: pengetahuan pentingnya sarapan (2 item), sikap terhadap rutinitas sarapan (3 item), dan praktik melakukan sarapan (3 item). Uji validitas dan reliabilitas dilakukan menggunakan koefisien Cronbach's alpha. Hasil uji validitas menunjukkan semua item memiliki nilai r hitung > r tabel (>0,361) dengan rentang 0,733-0,898. Uji reliabilitas menghasilkan nilai Cronbach's alpha untuk pengetahuan (0,751), sikap (0,748), dan praktik (0,712), semuanya >0,60. Kuesioner yang dikembangkan terbukti valid dan reliabel untuk mengukur perilaku sebelumnya terkait kebiasaan sarapan remaja dan dapat digunakan sebagai instrumen dalam penelitian dan program intervensi kesehatan.
Pengembangan Instrument Kuesioner Model Self Determinasi Pada Kebiasan Sarapan Pagi Remaja Di Sekolah Menegah Pertama Hadjo, Samuel; Kasenda, Telvie; Hadjo, Nicely
Jurnal Sosial Teknologi Vol. 5 No. 6 (2025): Jurnal Sosial dan Teknologi
Publisher : CV. Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/jurnalsostech.v5i6.32252

Abstract

This study aims to develop and validate a questionnaire instrument based on Self-Determination Theory to measure breakfast habits among junior high school adolescents. Breakfast is a crucial factor in supporting adolescents' physical and cognitive health, yet the underlying psychological motivations for this habit remain underexplored. Self-Determination Theory emphasizes three basic psychological needs—autonomy, competence, and relatedness—which are believed to contribute to intrinsic motivation in maintaining healthy behaviors, such as breakfast consumption. This research used an explanatory survey design with a cross-sectional approach. The sample consisted of 119 students from UNKLAB Junior High School, Airmadidi, North Minahasa, selected using stratified random sampling. The research instrument was a modified self-determination questionnaire adapted to the local context. Validity and reliability tests showed that the questionnaire had strong construct validity and reliability. This study contributes to the development of a measurement tool that can be utilized in adolescent health promotion and nutritional interventions. Further validation is recommended to improve the cultural and social sensitivity of the instrument.