Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi makna self-efficacy santri dalam pembelajaran matematika di lingkungan pondok pesantren yang memiliki karakteristik kurikulum ganda, yaitu pendidikan agama dan pendidikan umum. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus, melibatkan 20 orang santri dari Pondok Pesantren Modern Nurul Iklas sebagai informan yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi, kemudian dianalisis dengan teknik analisis tematik menggunakan bantuan perangkat lunak NVivo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa self-efficacy santri terbentuk melalui dua dimensi utama, yakni faktor penguat dan faktor penghambat. Faktor penguat berupa pengalaman keberhasilan kecil, dukungan sosial dari ustadz dan teman sebaya, serta aspek religiusitas yang memberikan ketenangan batin, sementara faktor penghambat utamanya meliputi kecemasan akademik, dan metode pembelajaran yang monoton. Temuan ini menegaskan relevansi teori self-efficacy Bandura, sekaligus memperluasnya dengan konteks spiritual khas pondok pesantren. Implikasi praktis dari penelitian ini adalah perlunya strategi pembelajaran di pondok pesantren yang lebih variatif, suportif, dan memberi ruang bagi santri untuk membangun pengalaman keberhasilan nyata, disertai penguatan aspek spiritual yang positif.
Copyrights © 2025