Industri pengolahan hasil perikanan memiliki peranan penting dalam mendukung perekonomian daerah dan ekspor, khususnya di Bali yang kaya akan sumber daya laut. Namun, sektor ini masih menghadapi tantangan serius terkait penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Lingkungan kerja yang basah, penggunaan alat tajam, bahan kimia, serta suhu rendah menjadikan pekerja berisiko tinggi mengalami kecelakaan dan gangguan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan K3 pada industri pengolahan hasil perikanan di Bali serta mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi efektivitasnya. Data dikumpulkan melalui observasi langsung, wawancara dengan pekerja dan supervisor, serta penyebaran kuesioner kepada responden yang dipilih secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan, sikap, penggunaan alat pelindung diri (APD), perilaku kerja, pengawasan, dan pelatihan memiliki pengaruh signifikan terhadap penerapan K3. Industri pengolahan modern cenderung memiliki tingkat kepatuhan dan kesadaran K3 yang lebih tinggi dibandingkan dengan industri tradisional, yang masih terbatas dalam fasilitas keselamatan dan pelatihan tenaga kerja. Faktor utama yang menghambat penerapan K3 meliputi rendahnya kesadaran pekerja, kurangnya pelatihan rutin, pengawasan yang belum optimal, dan kondisi lingkungan kerja yang berisiko. Oleh karena itu, peningkatan efektivitas penerapan K3 dapat dilakukan melalui edukasi berkelanjutan, pelatihan teknis, penyediaan APD yang memadai, serta penguatan sistem pengawasan di lapangan. Dengan penerapan strategi tersebut, diharapkan tercipta lingkungan kerja yang lebih aman, produktivitas pekerja meningkat, kualitas produk terjaga, dan keberlanjutan industri pengolahan hasil perikanan di Bali dapat dipertahankan.
Copyrights © 2025