Peranan Kemendikti Saintek berdampak besar pada program pemberdayaan berbasis kemitraan masyarakat karena lembaga ini berfungsi sebagai pengarah dan pendukung utama dalam menghubungkan dunia pendidikan tinggi dengan kebutuhan masyarakat. Melalui kebijakan, pendanaan riset terapan, dan program pengabdian masyarakat, Kemendikti Saintek mendorong kolaborasi antara perguruan tinggi, industri, dan masyarakat untuk menghasilkan inovasi yang bermanfaat langsung. Dampaknya terlihat pada meningkatnya kapasitas masyarakat, penguatan ekonomi lokal, serta terciptanya solusi teknologi tepat guna yang berkelanjutan sesuai potensi daerah. Kampung Tua Bakau Serip di Kecamatan Nongsa, Batam, merupakan salah satu destinasi wisata bahari yang memiliki potensi sumber daya laut melimpah, termasuk kerang dan gonggong yang menjadi kuliner khas masyarakat setempat. Namun, aktivitas konsumsi hasil laut tersebut menimbulkan permasalahan lingkungan berupa penumpukan limbah kulit kerang dan gonggong. Pengelolaan limbah yang kurang optimal berpotensi mencemari kawasan pesisir, sehingga diperlukan inovasi pemanfaatan sampah berbasis pemberdayaan masyarakat. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan melalui pelatihan pembuatan kerajinan tangan dari sampah kulit kerang dan gonggong sebagai upaya transformasi limbah menjadi produk kreatif bernilai ekonomis. Metode pelatihan melibatkan pendekatan partisipatif dengan tiga tahapan utama, yaitu (1) sosialisasi tentang pentingnya pengelolaan limbah berbasis lingkungan dan ekonomi kreatif, (2) praktik langsung pembuatan kerajinan tangan mulai dari teknik pemilahan, pemotongan, perakitan desain, hingga tahap finishing, serta (3) pendampingan pemasaran digital melalui website pandangtakjemu.com dan media sosial sebagai sarana branding produk lokal. Peserta terdiri dari 30 orang masyarakat setempat, termasuk kelompok ibu rumah tangga, pemuda, dan anggota Pokdarwis Pandang Tak Jemu. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan keterampilan masyarakat dalam memanfaatkan limbah laut menjadi berbagai produk kerajinan, seperti aksesoris, bingkai foto, hiasan dinding, dan souvenir wisata. Selain itu, masyarakat memperoleh wawasan baru tentang strategi pemasaran berbasis teknologi digital sehingga produk kerajinan memiliki daya saing lebih tinggi. Dampak yang dihasilkan tidak hanya berupa pengurangan volume sampah pesisir, tetapi juga terciptanya peluang ekonomi alternatif yang mendukung keberlanjutan pariwisata di Kampung Tua Bakau Serip. Kesimpulannya, pelatihan ini berhasil meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam mengelola sampah kulit kerang dan gonggong menjadi produk bernilai tambah. Kegiatan ini juga memperkuat identitas Kampung Tua Bakau Serip sebagai desa wisata kreatif yang mengedepankan inovasi berbasis lingkungan, ekonomi, dan teknologi digital. Dengan keberlanjutan program, diharapkan tercipta ekosistem pariwisata yang ramah lingkungan sekaligus mendorong kesejahteraan masyarakat lokal.
Copyrights © 2025