Penelitian ini bertujuan mengkaji hubungan antara gender dan berbagai aspek pembelajaran matematika, mencakup keikutsertaan dalam les tambahan, keterlibatan diskusi, kegemaran terhadap matematika, pemahaman materi, math-anxiety, self-efficacy, kebiasaan belajar, dan minat terhadap matematika; di tingkat sekolah menengah di Kota Yogyakarta. Penelitian dilakukan dengan metode survei dan pendekatan deskriptif-analitik. Populasi penelitian adalah siswa SMP kelas VII negeri dan swasta, dengan sampel 1.328 siswa yang dipilih menggunakan stratified random sampling untuk menjamin keterwakilan sekolah. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil analisis Pearson’s chi-squared menunjukkan bahwa gender tidak berhubungan signifikan dengan keikutsertaan dalam les tambahan, diskusi, kegemaran terhadap matematika, pemahaman materi, math-anxiety, maupun self-efficacy. Sebaliknya, gender memiliki hubungan signifikan dengan kebiasaan bertanya, preferensi terhadap penyajian materi berbasis aplikasi, kebiasaan menuliskan kesimpulan dan informasi pada penyelesaian soal, serta minat terhadap matematika. Secara umum, siswa perempuan lebih aktif bertanya dan lebih terorganisir, sedangkan siswa laki-laki lebih menyukai penyajian berbasis aplikasi serta menunjukkan minat yang lebih tinggi terhadap matematika.Temuan ini menegaskan pentingnya penerapan pendekatan pembelajaran inklusif yang mempertimbangkan perbedaan gender guna meningkatkan keterlibatan dan efektivitas pembelajaran matematika di tingkat sekolah menengah.
Copyrights © 2025