Latar belakang: Gangguan otot dan rangka (GOTRAK) merupakan masalah kesehatan kerja yang berdampak pada produktivitas dan kesejahteraan pekerja. Data Global Burden of Disease 2019 menunjukkan sekitar 1,71 miliar orang mengalami GOTRAK, dengan low back pain sebagai penyebab utama disabilitas global (WHO, 2023). Di Indonesia, Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan prevalensi tinggi GOTRAK pada usia kerja produktif, terutama pada perempuan. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetaui faktor-faktor risiko ergonomi yang berhubungan dengan keluhan GOTRAK pada karyawan di PT. X.. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan total sampling terhadap 36 karyawan. Instrumen yang digunakan meliputi kuesioner SNI 9011:2021, REBA, serta pengukuran suhu dan pencahayaan. Hasil: Sebanyak 77,8% responden mengalami GOTRAK kategori risiko sedang. Faktor yang berhubungan signifikan meliputi jenis kelamin, masa kerja, postur kerja, beban berat, jam kerja, dan pencahayaan (p<0,05), sedangkan usia, IMT, olahraga, merokok, dan suhu tidak signifikan (p>0,05). Analisis multivariat menunjukkan pencahayaan tidak sesuai standar merupakan faktor dominan dengan risiko 16 kali lebih besar menyebabkan GOTRAK (OR=16,00; p=0,003). Kesimpulan: Beberapa faktor ergonomi berhubungan dengan kejadian GOTRAK, dengan pencahayaan sebagai faktor paling berisiko. Saran: Perusahaan disarankan memperbaiki pencahayaan kerja, memberikan pelatihan ergonomi, serta mengatur beban dan jam kerja untuk mencegah keluhan GOTRAK.
Copyrights © 2025