Implementasi pembelajaran berdiferensiasi sebagai amanat Kurikulum Merdeka menghadapi berbagai tantangan di lapangan. Implementasi pembelajaran berdiferensiasi sebagai amanat Kurikulum Merdeka menghadapi berbagai tantangan di lapangan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bagaimana guru IPA di Program Sekolah Penggerak memanajemen tantangan tersebut melalui Penelitian ini. Seiring dengan tuntutan Kurikulum Merdeka yang menekankan pembelajaran berpusat pada murid, pembelajaran berdiferensiasi menjadi strategi kunci, namun implementasinya di lapangan menghadapi berbagai tantangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Sumber data utama adalah empat orang guru IPA yang dipilih secara bertujuan (purposive sampling) dari empat sekolah yang berbeda. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi kelas, dan studi dokumentasi, kemudian dianalisis menggunakan model Miles & Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen pembelajaran berdiferensiasi berjalan sebagai suatu sistem yang terintegrasi, adaptif, dan reflektif. Perencanaan yang berbasis data asesmen diagnostik secara proaktif digunakan untuk merancang diferensiasi pada konten, proses, dan produk. Pelaksanaan yang efektif terwujud melalui peran guru sebagai fasilitator yang secara fleksibel mengelola ragam aktivitas belajar dan memberikan otonomi kepada siswa. Evaluasi berfungsi sebagai mekanisme reflektif di mana datanya digunakan untuk menyempurnakan strategi diferensiasi pada siklus pembelajaran berikutnya. Temuan ini menegaskan bahwa keberhasilan implementasi pembelajaran berdiferensiasi tidak hanya terletak pada penguasaan strategi, tetapi pada kapabilitas manajerial guru dalam mengorkestrasi seluruh komponen pembelajaran secara sistemik.
Copyrights © 2025