Urban farming menjadi salah satu strategi penting dalam mendukung ketahanan pangan perkotaan di tengah keterbatasan lahan, perubahan iklim, dan pertumbuhan populasi yang pesat. Perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam mengembangkan dan mengimplementasikan praktik pertanian perkotaan melalui riset, inovasi teknologi, kolaborasi lintas sektor, dan pendidikan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran perguruan tinggi dalam mengembangkan urban farming untuk meningkatkan ketahanan pangan perkotaan, serta mengidentifikasi peluang dan tantangan yang dihadapi dalam implementasinya. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif berbasis studi pustaka dengan sumber literatur terbitan 2014–2024 dari jurnal akademik, laporan lembaga, dan dokumen kebijakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perguruan tinggi berperan sebagai pusat inovasi teknologi (misalnya pengembangan hidroponik, budikember, dan sistem vertikal modular), fasilitator kolaborasi dengan UMKM dan komunitas, serta penyedia program pelatihan berbasis praktik. Studi kasus di Indonesia dan Asia Tenggara, seperti Universitas Sumatera Utara–Universiti Sains Malaysia dan National University of Singapore melalui Sustainable Urban Farming (SUrF), memperlihatkan bahwa sinergi antara riset, teknologi, dan pemberdayaan masyarakat mampu meningkatkan ketersediaan pangan lokal. Namun, tantangan seperti keterbatasan modal, akses teknologi, ruang tanam, dan keberlanjutan pendampingan masih menjadi hambatan. Strategi kolaborasi triple helix dan penerapan teknologi hemat lahan menjadi kunci dalam mengoptimalkan kontribusi perguruan tinggi terhadap ketahanan pangan perkotaan
Copyrights © 2024