Stunting merupakan masalah gizi kronis yang menjadi tantangan kesehatan masyarakat di Indonesia. Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama diakui penting untuk mencegah stunting, namun prevalensinya masih tinggi. Penelitian ini menganalisis faktor risiko pemberian ASI eksklusif terhadap stunting pada anak usia 0–24 bulan di Indonesia menggunakan data sekunder SSGI 2022. Sampel sebanyak 118.736 individu dipilih dari populasi 334.878 setelah memenuhi kriteria inklusi. Dengan desain potong lintang, analisis univariat, bivariat, dan multivariat (regresi logistik berganda) dilakukan. Hasil bivariat menunjukkan ASI eksklusif (p=0,000; OR=0,879) berperan sebagai faktor protektif terhadap stunting, sedangkan paritas (p=0,000; OR=1,315; OR=1,213), akses pelayanan kesehatan (p=0,000; OR=0,88), dan antenatal care (ANC) (p=0,000; OR=1,215) merupakan faktor risiko signifikan. Usia kehamilan pertama tidak signifikan (p=0,349). Dalam analisis multivariat, ANC menjadi variabel dominan, dengan ibu tanpa ANC standar berisiko 1,28 kali lebih tinggi mengalami stunting pada anak. Dukungan untuk kunjungan ANC, ASI eksklusif, dan gizi seimbang hingga anak berusia dua tahun sangat diperlukan.
Copyrights © 2025