Daerah Irigasi Cimulu seluas 1.546,2 ha merupakan daerah irigasi pertanian di Kota Tasikmalaya dengan sumber air berasal dari Sungai Ciloseh. Ketersediaan air menjadi faktor utama dalam mendukung keberhasilan produksi pertanian di wilayah ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan luas lahan dan keuntungan pertanian dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu model program linier dan model risiko gagal lahan. Model program linier digunakan untuk mengestimasi luas lahan optimal berdasarkan kecukupan air dengan faktor keandalan k = 1, sedangkan model risiko gagal lahan mempertimbangkan variasi nilai k sebagai representasi ketidakpastian ketersediaan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model program linier menghasilkan keuntungan maksimal sebesar Rp54.276.548.310 dengan luas lahan optimum 3.759,95 ha pada awal tanam November-1 dengan pola tanam padi–padi–palawija. Sementara itu, model risiko gagal lahan menghasilkan keuntungan tertinggi sebesar Rp96.165.135.900 dengan luas lahan optimum 4.638,60 ha pada sepuluh skenario awal tanam menggunakan debit bangkitan dan pola tanam padi–padi–padi. Kondisi optimum tercapai pada awal tanam November-1 dengan pola tanam padi–padi–palawija, baik pada debit eksisting maupun debit bangkitan, yang sesuai dengan pola tanam RTTG dan memberikan keuntungan sebesar Rp72.737.886.600 dengan luas lahan 4.638,60 ha. Temuan ini menandai pentingnya perencanaan waktu tanam dan pemanfaatan sumber daya air secara efisien. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi panduan bagi petani dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi pengelolaan lahan di Daerah Irigasi Cimulu.
Copyrights © 2025