Banjir menjadi permasalahan yang sering terjadi ketika musim hujan. Banjir juga terjadi di Kota Tasikmalaya yaitu di Jalan Dr. Moh Hatta Sukamanah Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. Banjir tersebut disebabkan oleh overflow dari saluran sekunder Daerah Irigasi (DI) Citanduy, yaitu saluran Cisalim. Saluran yang harusnya berfungsi sebagai saluran irigasi juga harus menampung limpasan air hujan serta buangan limbah rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi overflow saluran Cisalim dengan membuat 2 (dua) kolam retensi dan diuji efektivitasnya dalam menurunkan banjir. Data curah hujan didapatkan dari Pos Curah Hujan (PCH) di sekita lokasi, hujan wilayah menggunakan metode Poligon Thiessen, kemudian dilakukan analisis frekuensi hingga dihasilkan intensitas hujan rencana, yaitu Periode Ulang Hujan (PUH) 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun, dan 25 tahun. Daerah Tangkapan Air (DTA) dimodelkan dengan membuat streamflow pada software Geographic Information System (GIS). Parameter DTA seperti nilai luas, kemiringan lahan, koefisien limpasan, kekasaran permukaan lahan, panjang lintasan air disesuaikan dengan kondisi lahan. Data saluran didapatkan dari pengukuran langsung ke lapangan menggunakan alat ukur Theodolit. Data parameter DTA dan saluran kemudian diinputkan ke software Environment Protection Agency Storm Water Management Model (EPA SWMM) untuk disimulasikan. Simulasi menggunakan 2 (dua) skenario, yaitu kondisi saluran eksisting dan membuatkan kolam retensi di hulu saluran yang overflow. Hasil analisis terdapat 50 DTA dalam sistem saluran Cisalim. Intensitas hujan selama 24 jam dengan PUH 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun, dan 25 tahun secara berturut-turut adalah 152 mm, 193 mm, 216 mm, dan 242 mm, kemudian intensitas hujan tsb disimulasikan dengan durasi 6 jam. Hasil simulasi menunjukkan saluran cukup aman pada PUH 2 tahun, sementara pada PUH 5 sampai 25 tahun menunjukkan overflow pada saluran Con 9 dan Con 10. Kapasitas saluran tersebut sebesar 8.7 m3/det, sedangkan debit pada PUH 5, 10, dan 25 tahun sebesar 9.7 m3/det (111% dari kapasitas), 10.9 m3/det (124% dari kapasitas), dan 12.2 m3/det (139% dari kapasitas). Simulasi dengan penambahan kolam retensi ukuran 9255 m2 dan 6422 m2 dengan kedalaman kolam 2 m, mampu mereduksi debit puncak banjir. Hasil simulasi pada saluran Con. 10 kolam retensi mampu mereduksi banjir dari 139 % menjadi 56%, sedangkan pada saluran Cisalim sebesar 59% menggunakan PUH 25 tahun. Sebagai upaya kemanan agar tidak terjadi overtopping, masing – masing kolam retensi lengkapi dengan pompa.