Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Peningkatan Nilai Tambah Tailing Tambang Mangan Menjadi Bata Cetak Tanpa Pembakaran Pada UMK Tambang Di Desa Setiawaras, Kec. Cibalong, Kab. Tasikmalaya Edvin Priatna; Pengki Irawan; Aripin Aripin
ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2019): ABDIMAS UMTAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.821 KB) | DOI: 10.35568/abdimas.v2i2.393

Abstract

Potensi Desa Setiawaras, Kec. Cibalong, Kab. Tasikmalaya adalah pertambangan mangan. Selama 2014 – 2016, produksi total bijih mangan rakyat adalah sekitar 2.520 ton/tahun. Pengelolaan eksplorasi tambang bijih mangan dilakukan oleh masyarakat lokal yang tidak melibatkan investor perusahan besar. Dua Perusahaan skala mikro dan kecil (UMK) Tambang sebagai mitra kegiatan yaitu Perusahaan Bara Abadi dan Cicarangka Jaya merupakan perusahaan lokal yang menampung dan memfasilitasi pemasaran hasil tambang bijih mangan rakyat. Kedua UMK memiliki jumlah tenaga kerja sebagai penambang rata-rata sepuluh orang. Selama proses eksplorasi bijih mangan, itu menghasilkan limbah sisa dalam bentuk tailing bijih mangan dari hasil pencucian. Perkiraan berdasarkan informasi yang dibuat oleh kedua mitra UMK menunjukkan bahwa untuk setiap ton bijih mangan yang dihasilkan, dua ton tailing bijih mangan dikeluarkan. Berdasarkan tingkat produksi saat ini, dapat diperkirakan bahwa sekitar 5.040 ton tailing tambang bijih mangan diproduksi setiap tahun di Desa Setiawaras. Tailing bijih mangan ini ditinggalkan begitu saja di pinggir-pinggir jalan, kolam penampungan, tempat-tempat kosong dan area pertambangan. Oleh karena itu, perlu dilakukan terobosan yang dapat membantu memanfaatkan tailing mangan yang melimpah dan juga bantuan dalam penyiapan teknologi pengolahan. Pelatihan dilaksanakan pada hari Jumat, 31 Agustus 2018 sampai hari Minggu, 2 September 2018 di Kantor Desa Setiawaras, Kec. Cibalong, Kab. Tasikmalaya. Para penambang kelompok UMK yang hadir dalam kegiatan tersebut sebanyak 20 orang. Metode pelatihan dilakukan dengan memberikan teknik produksi bata cetak. Metode praktek dilakukan dengan mempraktekan langsung penggunaan mesin pengaduk bahan baku bata cetak tailing bijih mangan dan pembuatan bata cetak tanpa pembakaran. Peserta pelatihan dibekali tatacara dan praktek proses pengeringan, penumbukan dan pengayakan limbah tailing, kemudian pencampuran limbah tailing halus dengan perekat sodium silikat. Campuran dituangkan ke dalam cetakan berbentuk balok dengan ukuran 30 x 15 x 10 cm3 dan pencetakan dilakukan secara manual dan selanjutnya menjalani pengeringan sampai bata cetak bisa dilepaskan dari pencetaknya. Hasil pengujian bata cetak menunjukkan bahwa kuat tekan bata cetak dari tailing mangan adalah 2,4 MPa setelah pengeringan tiga minggu.
ANALISIS KAPASITAS SISTEM HIDROLIS JARINGAN PIPA DISTRIBUSI AIR BERSIH MENGGUNAKAN SOFTWARE WATERCAD V8I (Studi Kasus: PDAM Tirta Galuh Ciamis) Taofik Budiman; Asep Kurnia Hidayat; Pengki Irawan
Akselerasi Vol 2, No 1 (2020): Agustus
Publisher : Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/aks.v2i1.2044

Abstract

PDAM Tirta Galuh Cabang Ciamis merupakan salah satu cabang pelayanan air bersih dari PDAM Tirta Galuh Ciamis. Air bersih menjadi kebutuhan utama bagi manusia yang harus diprioritaskan dan dipenuhi baik di perkotaan maupun di pedesaan. Pertumbuhan penduduk setiap tahun meningkat mengakibatkan permintaan kebutuhan air bersih menjadi bertambah dan juga dapat berpengaruh pada sistem hidrolis jaringan perpipaan. Penelitian ini bertujuan menganalisis proyeksi kebutuhan air bersih sampai dengan tahun 2024 pelanggan PDAM Tirta Galuh Cabang Ciamis, menganalisis kondisi sistem hidrolis jaringan pipa distribusi air bersih tahun 2020 dan 2024 PDAM Tirta Galuh Cabang Ciamis dan menganalisis kehilangan tinggi tekan pada sistem jaringan pipa PDAM Tirta Galuh Cabang Ciamis. Penelitian dilakukan dengan menganalisis proyeksi penduduk, proyeksi kebutuhan air bersih sampai dengan tahun 2024. Analisis jaringan pipa distribusi paa tahun 2020 dan 2024 menggunakan software WaterCAD V8i dengan kondisi tidak permanen (EPS) dan waktu simulasi 24 jam dengan interval 1 jam yang mengacu pada Permenpu No. 18 Tahun 2007. Hasil dari analisis, kebutuhan air jam puncak pada tahun 2024 tidak dapat memenuhi permintaan pelanggan sejumlah 62880 jiwa. Kebutuhan air bersih tersebut melebihi kapasitas produksi. Hasil akhir simulasi menggunakan software WaterCAD V8i saat kondisi jam puncak pukul 07.00 WIB pada tahun 2020 dan 2024, terdapat 593 buah dan 604 buah pipa dengan kecepatan bermasalah, 171 buah dan 240 buah pipa dengan headloss gradient bermasalah serta 904 buah dan 908 buah junction dengan tekanan bermasalah. Hasil kehilangan tinggi tekan akibat gesekan didapatkan total kehilangan tinggi tekan pada tahun 2020 dan 2024 sebesar 2155,690 m dan 2149,224 m dengan total panjang pipa 159809 m. Kata Kunci: air bersih, jaringan pipa distribusi, WaterCAD V8i, saluran tertutup.
PENERAPAN METODE EMPIRIS DI DAS BATANG LEMBANG UNTUK PERHITUNGAN DEBIT BANJIR RANCANGAN Novia Komala Sari; pengki Irawan
Akselerasi Vol 2, No 2 (2021): Februari
Publisher : Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/aks.v2i2.2765

Abstract

AbstrakAnalisis debit banjir dalam perencanaan suatu bangunan air merupakan proses yang tidak dapat dipisahkan. Debit banjir rancangan dihitung untuk memperkirakan kemungkinan besaran debit yang akan ditanggung oleh bangunan tesebut. DAS batang lembang merupakan salah satu das di kabupaten solok yang berhulu di danau diatas. Penelitian dimaksudkan untuk mengevaluasi penggunaan metode empiris dalam menghitung debit banjir menggunakan data hujan dan membandingkan dengan data debit terukur. Metode empiris yang digunakan adalah metode Rasional, Hasper, Weduwen, HSS Nakayasu dan HSS Synder Alexevev. Hasil analisis data menunjukkan metode yang mendekati dengan debit terukur adalah HSS Nakayasu. Hal ini terlihat dari rata - rata persentase penyimpangan terkecil dibandingkan metode lainnya yaitu sebesar 32%. Debit banjir rencana dengan data debit pada periode ulang 2 tahun sebesar 54.04 m3/s, periode ulang 5 tahun sebesar 104.43 m3/s, periode ulang 10 tahun sebesar 147.46 m3/s, periode ulang 25 tahun sebesar 203.39 m3/s, periode ulang 50 tahun sebesar 269.74 m3/s dan periode ulang 100 tahun sebesar 335.99 m3/s. Debit banjir rancangan dengan HSS Nakayasu pada periode ulang 2 tahun sebesar 96.63 m3/s, periode ulang 5 tahun sebesar 122.91 m3/s, periode ulang 10 tahun 168.71 m3/s, periode ulang 25 tahun sebesar 250.79 m3/s, periode ulang 50 tahun sebesar 335.05 m3/s, dan periode ulang 100 tahun sebesar 444.72 m3/s.Kata Kunci : Debit banjir, metode empiris, hidrograf satuan sintetis, periode ulang.
Regulasi Pintu Air Untuk Optimasi Pengelolaan Pintu Air Irigasi Pada Daerah Irigasi Cimulu Cika Fernanda Mahda Rahmat; Asep Kurnia Hidayat; Pengki Irawan
Akselerasi Vol 1, No 1 (2019): Agustus
Publisher : Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/aks.v1i1.832

Abstract

Bendung Cimulu merupakan bendung tetap dengan sumber air yang berasal dari sungai Ciloseh. Bendung ini dijadikan sebagai sumber air untuk daerah irigasi Cimulu. Daerah irigasi Cimulu mempunyai luas area sebesar 1.546,2 ha dan dijadikan sebagai sumber pengairan pertanian di kota Tasikmalaya. Pembagian air di daerah irigasi Cimulu ini tidak terdistribusi secara merata  sehingga terjadi kekeringan lahan terutama di ujung jaringan irigasi. Selain itu sistem operasi bukaan pintu air yang tidak disesuaikan dengan kebutuhan air juga menjadi masalah dalam pendistribusian air.Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis curah hujan dari 3 stasiun penakar hujan yaitu Bendung Cimulu, LANUD Cibeureum dan BPP Manonjaya. Pada penelitian ini juga dilakukan analisis jadwal dan pola tanam berdasarkan RTTG (Rencana Tata Tanam Global), survey lapangan untuk menentukan jadwal tanam optimum, dan regulasi pintu air untuk menentukan tinggi bukaan pintu air.  Berdasarkan hasil analisis data dengan membandingkan kebutuhan air irigasi dengan ketersediaan air irigasi diperoleh nilai faktor k. Dari nilai tersebut diperoleh jadwal optimum pada bulan Okt-2 dengan pola tanam padi-padi-palawija dan Mei-2 dengan pola tanam padi-padi-padi-padi. Regulasi pintu air pada bulan Oktober-2  dengan tinggi pintu air maksimum adalah 1,28 m serta debit 4,02 m3/det  dan pada bulan Mei-2 tinggi pintu air maksimum adalah 1,28 m dengan debit 4,02 m3/det. Kata Kunci : Jadwal Tanam,Pintu Air, Regulasi.
KAJIAN KEKERINGAN MENGGUNAKAN METODE THEORY OF RUN DAN STANDARIZED PRECIPITATION INDEX (SPI) DI SUB DAS CIMULU Novia Komala Sari; Nofriadi Nofriadi; Pengki Irawan
Akselerasi Vol 2, No 1 (2020): Agustus
Publisher : Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/aks.v2i1.2106

Abstract

Kekeringan menjadai bencana di Indonesia beberapa tahun terakhir. Kekeringan terjadi pada musim kering hingga musim basah. Sub das Cimulu merupakan salah satu sub  das di  DAS cintanduy hulu yang terletak dikabupaten tasikmalaya. Metode analisis kekeringan yang digunakan adalah Theory Of Run dan Standardized Pricipitation Index (SPI). Analisis mengunakan metode theory of run mengambarkan durasi kekeringan dan jumlah kekeringan. Untuk metode SPI diperoleh tingkat kekeringan pada masing – masing stasiun hujan. Hasil analisis dengan menggunakan theoryof  run diperoleh durasi kekeringan terpanjang selama 13 bulan terjadi di stasiun cikunten dan cigede. Jumlah kekeringan terpanjang sebesar 434 mm di stasisun cimulu.  Metode analisis dengan SPI diperoleh nilai SPI yang bervariasi dari positif hingga negatif pada masing – masing stasiun. Kondisi amat sangat kering dengan persentase sebesar 25% terjadi pada tahun 2015 disemua stasiun hujan. Analisis dengan menggunakan theory run off dan SPI mendapatkan hasil analisis yang sama pada stasiun hujan cimulu dengan kondisi tingkat kekeringan amat sangat kering pada tahun 2015. Kata Kunci: kekeringan, theory of run, SPI
Tinjauan Dan Alternatif Pengendali Banjir (Floodway) Di Daerah Sukaasih Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya Diana Ayu Lestari; Asep Kurnia Hidayat; Pengki Irawan
Akselerasi Vol 1, No 1 (2019): Agustus
Publisher : Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/aks.v1i1.833

Abstract

Saluran Ciromban merupakan saluran buangan yang mengalir dari Jalan Cieunteung sampai daerah Bebedahan Kecamatan Purbaratu. Ketika intensitas hujan tinggi saluran Ciromban  meluap di wilayah Pancasila, Bebedahan I, Bebedahan II, dan Jalan SKP. Telah dibangun saluran pengendali banjir (floodway) di daerah Sukaasih Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui debit banjir rancangan dengan kala ulang 5, 10, 20, 50, 100, 250, 500 dan 1000 tahun; mengetahui berapa besar kapasitas eksisting saluran Ciromban dan floodway; merencanakan alternatif floodway yang efektif untuk mengatasi banjir. Pada penelitian ini perhitungan debit banjir rencana menggunakan metode rerata aritmatika. Tinjauan kondisi lapangan saluran drainase jalan yang bermuara ke Ciromban diolah menggunakan aplikasi Arc.GIS 10.3. Tinjauan kondisi eksisting saluran Ciromban dan floodway untuk mengetahui kapasitas untuk kemudian merencanakan alternatif desain floodway.Berdasarkan hasil penelitian debit banjir rancangan untuk kala ulang 5, 10, 20, 50, 100, 250, 500, dan 1000 tahun adalah sebesar 22,87 m3/det, 24,27 m3/det, 25,20 m3/det, 26,08 m3/det, 26,37 m3/det, 27,23  m3/det, 28,09 m3/det, 28,95 m3/det, 29,23 m3/det, 30,08 m3/det, dan 30,94 m3/det. Kapasitas eksisting saluran Ciromban yaitu dengan b = 3 m dan h = 1,3 m adalah 18,89 m3/det sedangkan debit puncak untuk kala ulang 113 tahun adalah 28,21 m3/det itu adalah penyebab saluran Ciromban meluap. Kapasitas floodway eksisting untuk saluran terbuka adalah 9,69 m3/det  dan saluran tertutup 19,36 m3/det bangunan pelimpah dengan b mercu = 2 m kapasitasnya adalah 4,5 m3/det debit menuju saluran lama 2,497 m3/det. Alternatif desain dengan b mercu = 3 m kapasitasnya adalah 6,09 m3/det total debit yang harus dialirkan adalah 6,01 m3/det artinya tidak akan terjadi luapan. Kata kunci : Debit banjir rancangan, floodway, pelimpah, saluran Ciromban
MEMBANGUN APLIKASI PROGRAM OPTIMASI PENGELOLAAN AIR IRIGASI DENGAN VISUAL BASIC OF APLPLICATION (VBA) (STUDI KASUS PADA DAERAH IRIGASI BENDUNG MUHARA) Supyan Solihudin Hidayat; Asep Kurnia Hidayat; Pengki Irawan
Akselerasi Vol 2, No 2 (2021): Februari
Publisher : Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/aks.v2i2.2763

Abstract

AbstrakPengembangan program aplikasi optimasi pengelolaan air irigasi merupakan hal baru dalam dunia teknik sipil khusunya irigasi. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem aplikasi optimasi pengelolaan air irgasi yang kemudian diberi nama OBLinP-APS v.01 dan menganalisis hasil dari aplikasi OBLinP-APS v.01. Metode optimasi yang digunakan dalam studi ini berbasis program linier yang dikombinasikan dengan teknik simulasi. Model optimasi dibentuk dengan cara mengombinasikan kelakuan sistem dengan tujuan sistem, selanjutnya dipilih algoritma yang cocok untuk diterapkan ke dalam model optimasi tersebut. Sedangkan untuk rancangan aplikasi pada studi ini menggunakan VBA (Visual Basic for Application) yang terdapat pada Microsoft Office Excel versi 2010. Hasil perancangan aplikasi sistem pengelolaan air irigasi hasilnya sama dengan perhitungan manual dan dapat digunakan untuk mempercepat proses perhitungan optimasi lahan. Sistem yang dibangun sudah bisa menghasilkan grafik walaupun pada prosesnya penyesuaian skala grafik harus dilakukan secara manual karena kekurangan dari program tersebut. Hasil perhitungan yang dihasilkan aplikasi tentu lebih detail dan rinci serta sesuai dengan kaidah hasil perhitungan manual, artinya hasil luaran dari aplikasi sama dengan hasil perhitungan manualnya. Kata kunci : Aplikasi VBA, Bendung Muhara, irigasi, optimasi.
ANALISIS DAN PEMETAAN ISOHYET CURAH HUJAN BERBAGAI PERIODE ULANG TAHUN (PUH) DAS CITANDUY HULU Pengki Irawan; Hendra Hendra; Jazaul Ikhsan; Sri Atmaja; Novia Komala Sari
Akselerasi Vol 2, No 1 (2020): Agustus
Publisher : Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/aks.v2i1.2043

Abstract

DAS Citanduy merupakan salah satu daerah aliran sungai di Jawa Barat yang kondisinya kritis. DAS Citanduy mempunyai luasan 352,080 ha dan terdiri lima (5) sub DAS yaitu Citaduy Hulu (74,800 ha), Cimuntur (60,500 ha), Cijolang (48,030 ha), Ciseel (96,500 ha) dan Cikawung (72,250 ha). Dilihat dari administrasi wilayah DAS Citanduy berada di 6 kabupaten yaitu Kabupaten Tasikmalaya, Ciamis, Majalengka, Kuningan, Garut dan Cilacap. DAS Citanduy Hulu terletak pada hulu DAS Citanduy yang secara geografi terletak pada 7○ 7' – 7○ 17' LS dan 108○ 4' - 108○ 24' BT. LuasDAS Citanduy Hulu sekitar 72.409,5 ha. Panjang rata-rata sungai utama sekitar 7,4 km dengan gradien 1,02 % (agak rendah). Penelitian ini bertujuan menganalisis hidrologi curah hujan dari berbagai Pos penakar hujan di DAS Citanduy Hulu, membuat peta isohyet curah hujan berbagai periode ulang tahun di DAS Citanduy Hulu. Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah dapat dipetakan secara digital curah hujan yang ada di DAS Citanduy Hulu baik periode 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun, 25 tahun, 50 tahun, 100 tahun, 200 tahun dan 1000 tahun. Dengan adanya peta tsb akan memudahkan penelitian dan kajian hydrologi di DAS Citanduy Hulu. Metode yang digunakan adalah dimulai dari uji kepanggahan data, analisis frekuensi hujan, perencanaan intensitas hujan rancangan hingga pemetaan menggunakan software ArcGIS 10.5. hasil analisis berupa peta ishyet hujan rencana di DAS Citanduy periode ulang 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun, 25 tahun, 50 tahun, 100 tahun, 200 tahun dan 1000 tahun. Hasil ini sangat penting untuk perencanaan bangunan air, kemanan terhadap banjir hingga potensi bencana hidrologi.Kata Kunci : analisis frekuensi, DAS Citanduy Hulu, hidrologi, isohyet.
Analisis Kebutuhan Air Irigasi Berbasis Regulasi Jadwal Tanam Dan Reduksi Lahan Tanam Pada Daerah Irigasi Cimulu Asep Kurnia Hidayat; pengki irawan; Nandang Hermawan
Akselerasi Vol 1, No 2 (2020): Februari
Publisher : Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/aks.v1i2.1496

Abstract

Defisit air menjadi salah satu faktor yang mengurangi hasil produksi pertanian padi. Tercatat ada 306 ha areal kekeringan atau 19,63% dari total area yang dilayani yaitu 1546,2 ha. Berdasarkan hal tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kebutuhan air irigasi untuk mendapatkan nilai kebutuhan air irigasi maksimum pada Daerah Irigasi Cimulu, mengetahui debit ketersediaan air yang ada pada Bendung Cimulu, jadwal tanam serta luas area optimum yang mampu dilayani Daerah Irigasi Cimulu. Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan air irigasi antara lain penyiapan lahan, penggunaan konsumtif, perkolasi dan rembesan, pergantian lapisan air dan curah hujan efektif. Perhitungan dilakukan dengan cara manual (konsep KP-01) dimulai dari awal bulan Oktober menggunakan pola tanam padi-padi-palawija dan dari pertengahan bulan Mei menggunakan pola tanam padi-padi-padi.Dari perhitungan didapat kebutuhan air maksimum sebesar 5,33 m3/det. Debit ketersediaan air yang ada pada Bendung Cimulu pada Jan-1 2,07 m3/det, Jan-2 2,09 m3/det, Feb-1 2,64 m3/det, Feb-2 2,56 m3/det, Mar-1 2,75 m3/det, Mar-2 2,53 m3/det, Apr-1 2,35 m3/det, Apr-2 2,21 m3/det, Mei-1 1,93 m3/det, Mei-2 1,90 m3/det, Jun-1 1,80 m3/det, Jun-2 1,83 m3/det, Jul-1 1,31 m3/det, Jul-2 1,56 m3/det, Agu-1 1,44 m3/det, Agu-2 1,22 m3/det, Sep-1 1,17 m3/det, Sep-2 1,17 m3/det, Okt-1 1,26 m3/det, Okt-2 1,31 m3/det, Nov-1 1,90 m3/det, Nov-2 2,81 m3/det, Des-1 2,13 m3/det, Des-2 2,39 m3/det. Jadwal tanam optimum adalah Okt-1 menggunakan pola tanam padi-padi-palawija dan Jun-2 menggunakan pola tanam padi-padi-padi. Luas area pesawahan optimum adalah 1546,2 ha.Kata kunci : kebutuhan air, ketersediaan air, jadwal tanam, reduksi lahan
OPTIMASI OPERASIONAL BENDUNGAN LEUWIKERIS BERBASIS NILAI MANFAAT: OPTIMASI OPERASIONAL BENDUNGAN LEUWIKERIS BERBASIS NILAI MANFAAT Wahyu Gendam Prakoso; Pengki Irawan; Herianto Herianto; Novia Komala Sari; Sundari Fauziah; Asep Kurnia Hidayat
JURNAL TEKNIK SIPIL CENDEKIA (JTSC) Vol 4 No 1 (2023): February
Publisher : Departement of Civil Engineering, Universitas Winaya Mukti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51988/jtsc.v4i1.99

Abstract

Sungai Citanduy memiliki luas 48.000 ha dengan ketersediaan air sebesar 5,30 milyar m3/tahun atau setara dengan 170 m3/detik. Berdasarkan rencana penyediaan air Wilayah Sungai Citanduy tahun 2014 kebutuhan untuk irigasi, RKI (Rumah tangga, Kota, dan Industri) dan kebutuhan lainnya memiliki total 86,73 m3/detik, namun yang dapat terpenuhi hanya 78,30 m3/detik. Bendungan Leuwikeris diharapkan dapat memenuhi penyediaan air irigasi seluas 11.216 ha, air baku 0,845 m3/detik dan PLTA sebesar 20 MW, oleh karena itu diperlukan studi pola operasi waduk untuk mengetahui pola operasi yang paling optimal terhadap water supply dan produksi listrik berdasarkan nilai manfaatnya. Studi ini diawali dengan melakukan pembangkitan data debit PDA Cirahong selama 50 tahun, data diolah untuk mendapatkan besar debit waduk serta kebutuhan air untuk air irigasi, air baku dan potensi PLTA, diakhiri dengan optimasi dan simulasi pola pengoperasian waduk. Hasil analisis yang didapat dari pembangkitan data tahun 2022-2072, didapatkan nilai debit terbesar 197,171 m3/detik dan terkecil 14,002 m3/detik. Besar kebutuhan air irigasi maksimum untuk padi pada awal tahun pengoperasian (2024) sebesar 28,294 m3/detik dan palawija sebesar 11,769 m3/detik, kebutuhan air baku 10,49 m3/detik, dan kebutuhan air PLTA pada kondisi minimal sebesar 18,67 m3/detik dengan daya sebesar 9 MW dan pada kondisi maksimal sebesar 39,414 m3/detik yang menghasilkan daya sebesar 19 MW