Puisi memiliki potensi besar sebagai medium untuk merefleksikan kondisi sosial-politik suatu masyarakat. Penelitian ini menganalisis makna simbolisme dalam puisi "Sementara Kita Saling Berbisik" karya Sapardi Djoko Damono dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra dan teori hermeneutika. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap simbol-simbol seperti "bisikan," "bunga kertas," dan "debu," serta relevansinya dengan keterbatasan kebebasan berekspresi di era Orde Baru. Melalui menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif penelitian ini mengkaji teks puisi untuk mengeksplorasi makna simbolik dan konteks sosial-politik yang melatarinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa simbolisme dalam puisi ini mencerminkan tekanan politik dan keterbatasan komunikasi yang dialami masyarakat pada masa tersebut. Simbol-simbol ini berfungsi sebagai media kritik sosial yang halus namun penuh makna, mencerminkan perlawanan diam-diam terhadap penindasan. Kajian ini menegaskan bahwa puisi Sapardi Djoko Damono tidak hanya bernilai estetis, tetapi juga relevan sebagai refleksi sosial yang tetap aktual hingga saat ini.
Copyrights © 2025