<![CDATA[Penelitian ini menganalisis representasi perjuangan merebut kesetaraan gender dalam film Penyalin Cahaya karya Wregas Bhanuteja. Menggunakan metode semiotika Roland Barthes, data diperoleh melalui observasi film, wawancara, dan dokumentasi dengan menganalisis makna konotasi, denotasi serta mitos yang terdapat dalam film Penyalin Cahaya. Adapun hasil penelitian dengan menganalisis pemikiran Roland Barthes menunjukkan bahwa tokoh Suryani (Sur) merepresentasikan perempuan yang berani melawan kekuasaan patriarkal dan membongkar kasus kekerasan seksual yang dibungkam. Simbol seperti pakaian adat, mesin fotokopi, dan cahaya memiliki makna mendalam dalam menggambarkan perjuangan tersebut. Peran Tariq, Farah, dan dukungan massa menegaskan pentingnya solidaritas dalam melawan relasi kuasa. Film ini mencerminkan kondisi sosial di mana kesetaraan gender masih menjadi perjuangan kolektif. Adapun mitos yang berhasil ditemukan dalam film ini ialah 1. Pakaian sebagai pemicu pelecehan seksual, 2. Kekuasaan sebagai pelindung moralitas, 3. Teknologi adalah sarana netral dan tidak memihak, 4. Suara korban dianggap berlebihan, tidak bisa dipercaya, 5. Korban harus perempuan dan perempuan selalu lemah.]]>
Copyrights © 2025
