Kurikulum Merdeka menuntut guru sekolah dasar memiliki fleksibilitas pedagogis untuk menyesuaikan strategi pembelajaran dan asesmen dengan kebutuhan siswa yang beragam. Penelitian ini bertujuan menggali pemahaman, praktik, tantangan, faktor pendukung, serta dampak fleksibilitas guru dalam menghadapi keberagaman kelas. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif fenomenologi dengan enam guru sekolah dasar sebagai partisipan, data dikumpulkan melalui wawancara semi-terstruktur dan dianalisis menggunakan model interaktif Miles & Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberagaman siswa dipandang sebagai tantangan sekaligus peluang menciptakan pembelajaran inklusif. Fleksibilitas tampak pada perencanaan, pelaksanaan, dan asesmen melalui pembelajaran berdiferensiasi. Tantangan utama meliputi perbedaan kemampuan akademik, jumlah siswa besar, keterbatasan waktu, dan sarana prasarana. Faktor pendukung mencakup kolaborasi sejawat, komunitas belajar, dan pelatihan profesional. Dampaknya terlihat pada peningkatan capaian akademik serta sosial-emosional siswa, meski kesenjangan hasil belajar belum sepenuhnya teratasi. Studi ini menegaskan fleksibilitas pedagogis sebagai kompetensi kunci dalam pembelajaran adaptif dan berpusat pada murid, sekaligus memperkuat pemahaman peran guru pada implementasi Kurikulum Merdeka.
Copyrights © 2025