Pada era persaingan usaha yang makin kompetitif dan terbuka, daya saing usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) perlu ditingkatkan dengan mendorong para pelaku UMKM untuk menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI). Namun, belum ada penelitian yang mengungkap aktivitas branding atas sertifikasi SNI yang dimiliki UMKM untuk dapat meningkatkan keuntungan. Padahal, UMKM perlu berkembang agar mampu melakukan pemeliharaan dan sertifikasi ulang SNI secara mandiri. Untuk itu, penelitian ini bertujuan mengkaji strategi komunikasi merek dengan SNI sebagai aset branding dalam komunikasi pemasaran terpadu (integrated marketing communication atau IMC) yang diterapkan oleh para UMKM role model penerap SNI Binaan BSN. Dalam penelitian ini, para UMKM yang menjadi role model adalah UMKM yang telah melakukan resertifikasi secara mandiri, yang ditulis menjadi studi multi kasus dan disajikan secara kualitatif. Penelitian ini menggunakan konsep dimensi brand asset milik Aaker (1991) yaitu dimensi brand awareness, brand association, brand loyalty dan perceived quality; serta menggunakan pilar IMC Kliatchko (2008) yaitu stakeholders, channel, content, dan result sebagai framework. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pilar stakeholders, channel, dan content memiliki karakteristik yang serupa. Dari pilar result, ditemukan bahwa pemilihan tipe asosiasi yang tepat menjadi komponen penting dalam menciptakan brand awareness dan brand association yang positif bagi merek. Selain itu, penelitian ini juga mengungkap bahwa sebagai aset branding, SNI dapat membantu secara manajerial strategi komunikasi merek untuk mencapai dimensi brand loyalty dan mengelola sinyal perceived quality.
Copyrights © 2024