cover
Contact Name
Juli Hadiyanto
Contact Email
julihadiyanto43@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalstandardisasi@gmail.com
Editorial Address
Gedung 1 BSN, KST BJ Habibie, Setu, Tangerang Selatan, Banten, 15314.
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Standardisasi
ISSN : -     EISSN : 23375833     DOI : 10.31153
Jurnal Standarisasi (hence JS) is a journal aims to be a leading peer-reviewed platform and an authoritative source of information. We publish original study or research papers focused on standardization policies, development of standards, harmonization of standards, implementation of standards (accreditation, certification, testing, metrology, technical inspection, pre and post market supervision, socio-economic impacts, etc.), standardization of standards, technical regulations, and aspects related to standardization that has neither been published elsewhere in any language, nor is it under review for publication anywhere.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 227 Documents
STUDI PENERAPAN HACCP PADA PROSES PRODUKSI SARI BUAH APEL Widaningrum Widaningrum; Christina Winarti
JURNAL STANDARDISASI Vol 9, No 3 (2007): Vol. 9(3) 2007
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31153/js.v9i3.683

Abstract

Of one among agriculture postharvest processing agroindustries in Indonesia is fruit juice agroindustry. Nowadays beverage industry in Indonesia has growth in a large number. Particular factor which support it is ingredients readiness especially many kinds of fruits, one among them are apple. The aim of this study is to assess the Hazard Analysis Critical Control Points (HACCP) system guidelines which is suitable for apple juice processing on small-medium enterprise scale in order to fulfill the requirement on Indonesian National Standard (SNI)for fruit juice. The arranging of HACCP plan is based on 7 principles and 12 steps of HACCP system guidelines. From HACCP study on raw materials of apple juice, has come 2 (two) materials being CCP, they are apple fruit and water. On apple juice processing, there are 5 (five) stages of process being CCP, they are grading, washing, straining to separate liquid from solid, boiling and packaging, meanwhile there are 3 (three) stages being CCP i.e. cutting of apple fruit manually (using knife), boiling (to get apple juice extract) and mixing the ingredients (sugar, caramel coloring and preservation). On this study, HACCP application has been succeeded due to its ability to reduce amount of total microbes either on every stage of apple juice processing or in its product. Production process had also fulfilled the requirements on SNI 01-3719-1995 for fruit juice which required that the product must contain maximum 2x102 colony/ml for total microbes, 50 colony/ml for molds, 50 colony/ml for yeast and < 3 APM/ml for E.coli. Therefore, applying HACCP system in apple juice processing is quite necessary to improve its quality and guarantee the safety of apple juice especially for direct consumption. HACCP application should be audited minimum every 4 (four) month by officially local Agriculture Government.
KAJIAN MUTU BAJA TULANGAN SIRIP YANG TELAH TERKOROSI SEPULUH TAHUN Kirman M.; Supriadi .
JURNAL STANDARDISASI Vol 9, No 2 (2007): Vol. 9(2) 2007
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31153/js.v9i2.30

Abstract

Deformed bars steel is used on the structures as reinforcement for increasing strength and safety of structure sand human in surrounding. Construction processes of a concrete structure are usually delayed for several years due to some reasons. Deformed bars steel that are not completed be covered by concrete it will become corroded by natural environment. Effect of corrosion to the quality of bars steel are need to assess base on the qualityrequirement of Indonesia national standard (SNI 07-2052-2002). The Quality requirement items on the standard that are possible affected by corrosion are tensile, bending, and dimension. Furthermore, performance of deformed bars steel after ten years corrosion are need to be evaluated. Assessment results presented that the deformed bars steel are corroded by general corrosion that caused an increasing of surface roughness of bars steel. The increasing of roughness will increase the bond strength. And the corroded deformed bars steel are still comply to the SNI standard with BJTS-40 class.
ANALISIS KUALITAS KINERJA MESIN WRAPPING PADA INDUSTRI PANGAN DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) : STUDI KASUS DI INDUSTRI MAKANAN RINGAN Rahmat Nurcahyo; Lutgardis Dianika Winanda; Febrian Isharyadi
JURNAL STANDARDISASI Vol 25, No 1 (2023)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31153/js.v25i1.988

Abstract

Industri perlu mencapai produk yang konsisten dalam hal kualitas dan kuantitas. Hal ini terutama berlaku bagi industri manufaktur dan makanan untuk mempertahankan daya saing dengan pesaing mereka. Pada tulisan ini akan dilakukan analisis kinerja kualitas pada salah satu industri makanan ringan khususnya dalam melakukan proses produksi yang didukung oleh beberapa mesin dan peralatan. Salah satu mesin yang digunakan dalam industri tersebut adalah mesin pembungkus. Pengamatan awal menunjukkan bahwa proses produksi pada mesin pembungkus tidak berjalan maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja proses dengan mesin pembungkus menggunakan metode overall equipment effectiveness (OEE). Proses pengambilan data dilakukan tiga kali secara acak dalam satu minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai OEE terendah diperoleh pada mesin pembungkus sebesar 83,85%, dengan kriteria ketersediaan 0,5625, efisiensi kinerja 1,5033, dan tingkat kualitas 0,9873. Penelitian dilanjutkan dengan analisis kausal menggunakan diagram tulang ikan terhadap empat faktor utama dalam proses produksi (man, machine, method, dan material). Hasil menunjukkan faktor manusia paling berpengaruh terhadap permasalahan yang terjadi pada mesin pembungkus. Analisis kinerja proses dilakukan untuk mengidentifikasi masalah sehingga industri manufaktur dan makanan dapat mengambil tindakan pencegahan dan perbaikan yang tepat untuk mencapai industri yang berkelanjutan.
PENENTUAN KANDUNGAN RESIDU PESTISIDA DALAM TEH KOMERSIAL DI INDONESIA MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS DENGAN DETEKTOR PENANGKAP ELEKTRON Retno Yusiasih; Andreas Andreas; Dyah Styarini; Y. Susanto Ridwan
JURNAL STANDARDISASI Vol 17, No 1 (2015)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31153/js.v17i1.291

Abstract

AbstrakTeh yang dipertimbangkan sebagai minuman sehat, seharusnya bebas dari unsur beracun seperti pestisida. Daun teh mengandung berbagai senyawa yang sangat kompleks dimana kandungan residu pestisida harus di bawah Batas Maksimum Resdiu (BMR) yang diijinkan. Oleh karena itu analisis residu pestisida dalam teh merupakan tantangan tersendiri bagi laboratorium pengujian. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kandungan residu pestisida dalam teh komersial di Indonesia, khususnya Jawa Barat dengan metoda pengujian yang telah dikembangkan oleh Laboratorium Kimia Analitik dan Standar, Pusat Peneliitian Kimia – LIPI. Residu pestisida yang dianalisis adalah α-endosulfan dan bifentrin. Instrument GC-ECD yang digunakan mempunyai kinerja sangat baik yang ditunjukkan dengan parameter verifikasi sangat memuaskan. Parameter verifikasi terdiri dari Instrumen detection limit (IDL) sebesar 0,034 dan 0,335 ng/g untuk -endosulfan dan bifentrin, linieritas dengan nilai regresi (r2) sebesar 0,9995 pada konsentrasi 1,42 – 128 ng/g untuk -endosulfan dan 0,9980 pada konsentrasi 1,43 – 129 ng/g untuk bifentrin, presisi waktu tambat (tR) dan luas puncak (area) sebesar 0,026 dan 4,012% untuk -endosulfan serta 0,031% dan 4,95% untuk bifentrin. Metoda pengujian yang digunakan sangat baik yang ditunjukkan dengan parameter validasi sangat memuaskan yang terdiri dari akurasi sebesar 78% dan 90% dengan presisi sebesar 19,04% dan 18,93% untuk -endosulfan dan bifentrin. Kisaran konsentrasi yang dapat diterima dengan ketidakpastian pengukuran sebesar  20% - 30% untuk -endosulfan dan bifentrin. Pada Internasional uji banding laboratoium, memberikan hasil memuaskan dengan nilai |Z| ≤ 2, baik untuk -endosulfan maupun bifentrin. Analisis residu pestisida dalam teh komersial untuk kedua senyawa tersebut, masih dibawah BMR yaitu 30 μg/g sehingga aman dikonsumsi.Kata kunci : teh, pestisida, validasi metoda, GC-ECD.AbstractTea is considered as a healthy beverage, should be free of toxic elements such as pesticides. Tea leaves contain various compounds that are highly complex and content of pesticide residues should be below Maximum Residu Limit (MRL). Therefore, the analysis of pesticide residues in tea is a challenge for laboratory testing. This study aims to determine the pesticide residues content in Indonesia’s commercial tea, especially West Java with the testing method which was developed by Analytical Chemistry and Standard Laboratory, Research Center for Chemistry – LIPI. Residue pesticides analyzed were α-endosulfan and bifenthrin. GC-ECD instrument used has excellent performance with the verification parameters shown very satisfactory. Parameter verification consists of Instrument detection limit (IDL) of 0.034 and 0.335 ng/g for -endosulfan and bifenthrin, linearity with regression values (r2) of 0.9995 at concentrations of 1.42 to 128 ng/g for -endosulfan and 0.9980 at concentrations of 1.43-129 ng/g for bifenthrin, precision retention time (tR) and peak (area) of 0.026 and 4.012% for -endosulfan and 0.031 and 4.95% for bifenthrin. The testing method used is very good as indicated by the very satisfactory validation parameters consisting of an accuracy of 78% and 90% with a precision of 19.04% and 18.93% for -endosulfan and bifenthrin. Acceptable concentration range with a uncertainty measurement of ± 20% - 30% for -endosulfan and bifenthrin. The international laboratory comparisons, gave satisfactory results with the value of | Z | ≤ 2, both for -endosulfan and bifenthrin. Analysis of pesticide residues in commercial tea of the two compounds was under MRL that is 30 μg/g, so safe for consumed.Keywords: tea, pesticides, methods validation, GC-ECD.
PENINGKATAN MUTU PENANGANAN LIMBAH RUMAH SAKIT (SNI 3242:2008) DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI KARBONISASI Amos Lukas; Suharto Ngudiwaluyo; Ishenny Mohd Noor; Himawan Adinegoro
JURNAL STANDARDISASI Vol 20, No 2 (2018)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31153/js.v20i2.710

Abstract

AbstrakPengolahan limbah yang tercantum di dalam  Standar Nasional Indonesia SNI 3242:2008. meliputi kegiatan pemisahan, daur ulang dan  composting. Kondisi ini masih meninggalkan sampah B3 ke rumah sakit atau ke tempat penampungan akhir (TPA).  Penyelesaian masalah limbah non-B3 dan B3 harus dengan teknologi yang ramah lingkungan.  Penelitian ini bertujuan untuk memberikan  solusi atas penanganan limbah dari sampah domestik non-B3 maupun B3 di rumah sakit yang saat ini mengacu pada SNI 3242:2008. Penelitian ini dilakukan di Rumah sakit Umum Kota Langsa Propinsi Aceh. Metode penelitian mencakup kajian teknologi pengolahan limbah yang dapat mengatasi limbah non-B3 dan B3, analisis biokatalis dalam menurunkan energi aktivasi den kajian teknologi karbonasi.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknologi karbonisasi mampu merubah sampah non-B3 dan B3 menjadi produk yang bernilai ekonomi serta bermanfaat untuk memperbaiki lingkungan. Teknologi karbonasi tidak menghasilkan polusi dari prosesnya sehingga layak digunakan di rumah sakit karena sesuai dengan SNI yang terkait dengan persyaratan emisi gas buang (SNI 19-7117.2-2005). Manfaat lain yang diperoleh dengan menerapkan teknologi karbonisasi adalah biokarbon, asap cair, pupuk cair, syngas dan steam (pasteurisasi di rumah sakit).  Kata Kunci: Standar, mutu, SNI 3242:2008, limbah, non-B3, B3, rumah sakit, teknologi karbonisasi,
ANALISIS KEKUATAN LAMINASI LAMBUNG KAPAL FIBERGLASS YANG MENGGUNAKAN MATERIAL MULTIAXIAL Buana Ma&#039;ruf
JURNAL STANDARDISASI Vol 16, No 1 (2014)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31153/js.v16i1.81

Abstract

Konstruksi lambung kapal fiberglass menjadi hal yang sangat penting dikaji dan dikembangkan dalam rangka standarisasi kapal fiberglass yang beroperasi di wilayah kepulauan Indonesia, sehingga kapal-kapal fiberglass memiliki standar mutu yang dapat menjamin kesalamatan kapal di laut. Penelitian ini secara khusus mengkaji kekuatan laminasi lambung kapal fiberglass yang menggunakan material multiaxial. Hasilnya dibandingkan dengan kekuatan laminasi lambung kapal dengan menggunakan material serat WR (woven roving) dan CSM (chopped strand mat), yang selama ini banyak digunakan di galangan. Kajian kekuatan dilakukan dengan menggunakan pengujian spesimen laminasi dari kedua bahan tersebut, yang meliputi uji tarik dan uji tekuk berdasarkan rules BKI (2006). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, laminasi lambung kapal fiberglass dengan material multiaxial memiliki kuat tarik dan kuat tekuk yang lebih tinggi daripada laminasi lambung yang menggunakan material kombinasi WR dan CSM. Oleh karena itu, material fiberglass multiaxial merupakan salah satu alternatif solusi perbaikan mutu konstruksi laminasi lambung kapal fiberglass. Selain itu, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi di dalam pengembangan standar kapal berbahan fiberglass di masa datang.
KELEMBAGAAN SISTEM AKREDITASI DAN SERTIFIKASI SNI ISO 37001 TERKAIT SISTEM MANAJEMEN ANTI PENYUAPAN Suprapto - Suprapto; Reza - Lukiawan
JURNAL STANDARDISASI Vol 19, No 2 (2017)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31153/js.v19i2.531

Abstract

Di Indonesia hampir setiap hari kasus suap mencuat ke permukaan. Memperhatikan kondisi korupsi, khususnya penyuapan di Indonesia, Presiden RI pada tanggal 22 September 2016 telah menetapkan Instruksi Presiden RI Nomor 10 Tahun 2016 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2016 dan Tahun 2017. Pada akhir tahun 2016, Badan Standardisasi Nasional (BSN) telah mengadopsi standar internasional ISO 37001:2016 menjadi SNI ISO 37001:2016. Masalahnya adalah bagaimana kelembagaan sistem akreditasi dan sertifikasi SNI ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan – Persyaratan dengan Panduan Penggunaan, dapat direalisasikan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi institusi yang berwenang sebagai regulator, penetap SNI, badan akreditasi, dan lembaga sertifikasi penerbit sertifikat; Penelitian menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Diperoleh hasil: (a) 44% responden menghendaki pembinaan, pengaturan/pengawasan (regulator) dilakukan secara terpusat dan 50% secara desentralisasi; (b) 88% responden sangat setuju, 12% setuju dengan catatan, serta tidak ada yang berkeberatan bila BSN menetapkan SNI; (c) 73% responden sangat setuju, 20% setuju dengan catatan, serta 7% tidak setuju bila Komite Akreditasi Nasional (KAN) menjadi badan akreditasi lembaga sertifikasi manajemen anti penyuapan (LSMAP); (d) 33% responden menghendaki skema atau penetapan lembaga sertifikasi sistem manajemen anti penyuapan (LSMAP) bersifat terbuka, 47% tertutup, dan 20 % aspirasi lainnya.
AN EARLY VALIDATION OF IMAGE PROCESSING TECHNIQUE FOR FLATNESS MEASUREMENT Rima Zuriah Amdani; Eka Pratiwi; Nadya Larasati kartika; Muhammad Azzumar
JURNAL STANDARDISASI Vol 21, No 3 (2019)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31153/js.v21i3.778

Abstract

An experimental validation of flatness measurement based on image processing technique has been performed.  The purpose of this study is to know the performance of the image processing technique in the flatness measurement. In addition, this technique will be used as development of current measurement technique that is performed manually. The advantage of using this method is that in the future the measurement system will run semi-automatically, so it can increase the capacity. This study is used 3 samples of optical flat with different in diameter (i.e. 25 mm, 45 mm, and 75 mm). The validation has been performed by comparing measurement results of the image processing technique and the manual technique through degree of equivalence evaluation. The error numbers based on the degree of equivalence criteria between the image processing technique and the manual technique for the flatness measurement of 25 mm, 45 mm, and 75 mm are 0.02, 0.09, and 0.11 respectively. According to those error numbers, the image processing technique measurement results is in agreement with the manual technique. Moreover, those results have validated that the image processing technique has good performance and can potentially be implemented to the flatness measurement.
PENGUATAN KEMAMPUAN LABORATORIUM KALIBRASI DI WILAYAH SUMATERA UTARA DAN SUMATERA SELATAN Muhammad Haekal Habibie
JURNAL STANDARDISASI Vol 15, No 2 (2013)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31153/js.v15i2.115

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lingkup kalibrasi yang perlu dikembangkan / diperkuat dan rantai ketertelusuran pengukuran bagi laboratorium kalibrasi di Sumatera Utara dan Sumatera Selatan. Penelitian dilakukan dengan cara survei terhadap industri manufaktur penghasil produk unggulan dan laboratorium kalibrasi daerah survei dengan wawancara terstruktur menggunakan kuesioner. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian lain yang berjudul Peta Kebutuhan Jasa Kalibrasi Bagi Industri Di Bagian Barat Indonesia yang dilaksanakan pada tahun 2011. Hasil survei menunjukkan bahwa pada daerah Sumatera Utara dan Sumatera Selatan perlu dikembangkan beberapa lingkup kalibrasi yang sesuai dengan permintaan dari industri manufaktur. Hasil survei lainnya adalah dalam proses pemilihan laboratorium kalibrasi, industri manufaktur memilih laboratorium kalibrasi yang memiliki kualitas hasil kalibrasi yang baik dengan menjalankan kaidah dari standar nasional SNI ISO/IEC 17025:2008. Selain itu laboratorium kalibrasi pada kedua daerah survei telah menjaga rantai ketertelusuran pengukuran dari standar ukur yang dimilikinya. Akan tetapi sosialisasi tentang konsep ketertelusuran pengukuran lanjutan perlu dilakukan pada daerah survei, khususnya ditujukan kepada industri manufaktur di daerah survei agar mengalibrasikan alat ukurnya kepada laboratorium kalibrasi yang tertelusur.
KAJIAN MANFAAT PENERAPAN ISO 14001 PADA 12 PERUSAHAAN Muti Sophira Hilman; Ellia Kristiningrum
JURNAL STANDARDISASI Vol 10, No 3 (2008): Vol. 10(3) 2008
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31153/js.v10i3.633

Abstract

The implementation of ISO 14001 gives a lot of benefits for organization, such as improving environmentalperformance, reduce cost and improve market access. From many organizations that have certification of ISO14001, it’s important to know what is the reason of the company in implementation ISO 14001, what is the realbenefit as an impact of implementation ISO 14001 and what is the problem of implementation ISO 14001. Thispaper describes the implementation of ISO 14001 in 12 industries in Indonesia that have ISO 14001 certification.The method of this study is descriptive method, it describes about situation or factual condition. Data collectingtools is by quetioner. Result of this study showed that the first reason to implement of ISO 14001 is for improvingcompany image, benefits of certification ISO 14001 are pollution reduced, reducing the society complaint,increasing the efficiency process, fulfillment of the regulation, increasing on the management activities,increasing the customer satisfaction, and increasing sell of the products. The problems of implementation ISO14001 are lack of top management commitment, lack of participation and awareness of employee, lack ofpromotion and information from management, and the high expense for certification.

Page 1 of 23 | Total Record : 227


Filter by Year

2005 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 26, No 2 (2024) Vol 26, No 1 (2024) Vol 25, No 2 (2023) Vol 25, No 1 (2023) Vol 24, No 1 (2022) Vol 23, No 3 (2021) Vol 23, No 2 (2021) Vol 23, No 1 (2021) Vol 22, No 3 (2020) Vol 22, No 2 (2020) Vol 22, No 1 (2020) Vol 21, No 3 (2019) Vol 21, No 2 (2019) Vol 21, No 1 (2019) Vol 20, No 3 (2018) Vol 20, No 2 (2018) Vol 20, No 1 (2018) Vol 19, No 3 (2017) Vol 19, No 2 (2017) Vol 19, No 1 (2017) Vol 18, No 3 (2016) Vol 18, No 2 (2016) Vol 18, No 1 (2016) Vol 17, No 3 (2015) Vol 17, No 2 (2015) Vol 17, No 1 (2015) Vol 16, No 2 (2014): Vol 16, No 2 (2014) Vol 16, No 3 (2014) Vol 16, No 1 (2014) Vol 15, No 3 (2013) Vol 15, No 2 (2013) Vol 15, No 1 (2013) Vol 14, No 3 (2012): Vol. 14(3) 2012 Vol 14, No 2 (2012): Vol. 14(2) 2012 Vol 14, No 1 (2012): Vol. 14(1) 2012 Vol 13, No 2 (2011): Vol. 13(2) 2011 Vol 13, No 1 (2011): Vol. 13(1) 2011 Vol 13, No 3 (2011): Vol 12, No 3 (2010): Vol. 12(3) 2010 Vol 12, No 2 (2010): Vol. 12(2) 2010 Vol 12, No 1 (2010): Vol. 12(1) 2010 Vol 11, No 3 (2009): Vol. 11(3) 2009 Vol 11, No 2 (2009): Vol. 11(2) 2009 Vol 11, No 1 (2009): Vol. 11(1) 2009 Vol 10, No 3 (2008): Vol. 10(3) 2008 Vol 10, No 2 (2008): Vol. 10(2) 2008 Vol 10, No 1 (2008): Vol. 10(1) 2008 Vol 9, No 3 (2007): Vol. 9(3) 2007 Vol 9, No 2 (2007): Vol. 9(2) 2007 Vol 9, No 1 (2007): Vol. 9(1) 2007 Vol 8, No 3 (2006): Vol. 8(3) 2006 Vol 8, No 2 (2006): Vol. 8(2) 2006 Vol 8, No 1 (2006): Vol. 8(1) 2006 Vol 7, No 3 (2005): Vol. 7(3) 2005 Vol 7, No 2 (2005): Vol. 7(2) 2005 Vol 7, No 1 (2005): Vol 7(1) 2005 More Issue