Stres merupakan faktor psikologis yang dapat mempengaruhi pola makan seseorang, yang berisiko menyebabkan gangguan makan (eating disorder). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat stres dengan gangguan makan serta status gizi pada responden. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner untuk mengukur tingkat stres, gangguan makan, dan status gizi pada 80 responden yang dipilih secara acak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami stres dengan kategori sedang (88%), diikuti oleh stres ringan (5%) dan stres berat (6,2%). Selain itu, 93,8% responden mengalami gangguan makan, sementara 6,2% lainnya tidak mengalaminya. Dalam hal status gizi, 45% responden memiliki status gizi normal, 45% underweight, 15% overweight, dan 17,5% obesitas. Uji statistik menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara tingkat stres dengan gangguan makan, dengan p-value 0,038 (p < 0,05). Namun, tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara gangguan makan dan status gizi dengan p-value 0,313 (p > 0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah stres memiliki hubungan yang signifikan dengan gangguan makan, sementara gangguan makan tidak berhubungan dengan status gizi pada responden.
Copyrights © 2024