Kekuatan militer Indonesia yang menduduki peringkat ke-13 secara global tidak serta merta mengecualikan negara ini dari konflik bersenjata, karena Papua menjadi satu-satunya wilayah di Indonesia yang tingkat konflik bersenjatanya paling tinggi. Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) memainkan peran penting dalam meningkatnya konflik bersenjata. Serangan mereka seringkali menyasar warga sipil, personel TNI, polisi, dan pos-pos militer. Serangan yang diprakarsai KKB seringkali sulit dideteksi, dan terkadang serangan ini dilakukan pada malam hari, sehingga menyulitkan personel untuk melacak pergerakan KKB. Apabila terjadi penyerangan terhadap posko militer, maka antisipasi penyerangan tersebut bertumpu pada kesiapan dan kesiapsiagaan personel di lapangan. Saat ini, tidak ada teknologi yang tersedia di pos-pos militer yang dapat membantu personel di sana dalam mengantisipasi serangan; hal ini sepenuhnya bergantung pada keterampilan dan kemampuan personel untuk merespons serangan KKB. Mengingat keadaan tersebut, peneliti bertujuan untuk memperkenalkan Robot yang dapat digunakan untuk mengantisipasi serangan atau mendeteksi pergerakan KKB yang menargetkan pos-pos militer. Robot ini dilengkapi dengan senjata SS2 dan kamera yang memungkinkan pelacakan personel yang mendekati pos terdepan militer. Sistem pelacakan pada robot ini menerapkan teknik pengurangan latar belakang. Hasil dari penelitian ini adalah sistem pelacakan pada robot penjaga yang berhasil diimplementasikan dan berfungsi dengan baik dengan menggunakan teknik pengurangan latar belakang. Pergerakan robot penjaga ke arah senjata menghasilkan penundaan rata-rata 1 detik. Perubahan jangkauan yang paling efektif antara kamera dengan objek musuh atau teman adalah pada jarak 2 hingga 12 meter. Kemampuan deteksi objek terburuk akibat perubahan intensitas cahaya diamati pada 0 Lux
Copyrights © 2023