Stunting merupakan kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang dari usianya. Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua simpangan baku dari median simpangan baku pertumbuhan anak. Penyumbang angka stunting tertinggi terdapat di Kecamatan Wanaraja, yaitu sebanyak 262 (28,9%) balita stunting dari 907 balita yang telah diukur. Metode: Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan desain crosssectional. Data dianalisis menggunakan teknik uji analisis Chi-Square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan variabel yang berhubungan dengan kejadian stunting adalah status ekonomi rendah p-value 0,019 (95% CI 1,91-10,481), pendidikan ibu p-value 0,037 (95% CI 0,090-0,970). Tinggi badan ibu p-value 0,002 (95% CI 1,766-14,652), riwayat pemberian ASI eksklusif p-value 0,001 (95% CI 1,948 – 15,410), berat badan lahir p-value 0,009 (95% CI 1,359-11,130). Hasil analisis multivariat tinggi badan ibu memiliki risiko stunting tertinggi p-value 0,008 (95% CI 1,484-13,718) dan jenis riwayat pemberian ASI eksklusif merupakan faktor yang paling signifikan terhadap kejadian stunting p-value 0,005 (95% CI 1,621-14,433). Kesimpulan Tinggi badan ibu merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan kejadian stunting. Kata kunci: Stunting, Balita, ASI Eksklusif
Copyrights © 2023