Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

CILOR innovation (cocos nucifera and moringa leaves) as an effort to prevent stunting in the Wanaraja Health Center work area, Garut Regency Purwanto, Nofita Setiorini Futri; Ritonga, Siti Nurcahyani; Handayani, Titi Purwitasari
Science Midwifery Vol 12 No 4 (2024): October: Health Sciences and related fields
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/midwifery.v12i4.1713

Abstract

Results of the 2022 Indonesian Nutritional Status Survey (SSGI), the stunting rate in Indonesia is 21.6%. West Java contributes to the stunting rate of 20.2% while the stunting rate in Garut Regency in 2022 (23.6%). The incidence of stunting in Wanaraja District, Wanamekar Village in February 2024 there were 100 stunted toddlers. Provision of safe and quality Supplementary Food (PMT) by paying attention to aspects of quality and food safety to improve nutrition in stunted toddlers. Provision of processed foods with local wisdom with CILOR innovation. This study aims to develop CILOR innovations in efforts to prevent stunting in the work area of ​​the Wanaraja Health Center, Garut Regency. Quasi Experiment Research Design with the One Group Pretest-Posttest design approach, One group of research subjects without a comparison group. The subjects of this study were children aged 24-59 months, subjects by quota sampling. The number of samples was 19 research subjects. Secondary data collection of observation sheets for 30 days, primary data of anthropometric measurements as much as 4 times The results of the study showed that after the intervention was given to the treatment subjects, an increase in the height of stunted toddlers was obtained by 0.2 to 1.6 cm. The normality test before being given PMT was 0.104> 0.05 and after the intervention was 0.177> 0.05. This shows that the data is normally distributed and the results are significant so that there is an influence of Cilor Innovation on the height of stunted toddlers in the Wanaraja Health Center work area.
Peningkatan Kapasitas Remaja Putri Tentang Bahaya Pernikahan Dini Sebagai Upaya Pencegahan Stunting di SMA Muhammadiyah Wanaraja Kusnadi, Engkus; Ritonga, Siti Nurcahyani; Purwanto, Nofita Setiorini Futri
Abdimas Galuh Vol 7, No 1 (2025): Maret 2025
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v7i1.16357

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan berupa peningkatan kapasitas remaja putri dalam pelatihan bahaya pernikahan dini sebagai upaya pencegahan stunting di SMA Muhammadiah Wanaraja. Mitra dalam kegiatan ini adalah SMA Muhammadiyah Wanaraja dengan sasaran para remaja putri yang ada di SMA Muhammadiyah Wanaraja. Pemilihan lokasi kegiatan adalah SMA Muhammadiyah Wanaraja yang merupakan daerah angka stunting tertinggi di Kabupaten Garut, daerah ini masih jauh dari perkotaan dan mungkin kurang pengetahuan masyarakat tentang bahaya dari pernikahan dini yang akan berdampak salah satunya dengan kejadian stunting. Salah satu permasalahan yang paling mendasar adalah masih kurangnya pengetahuan dan wawasan remaja putri tentang bahaya pernikahan dini sebagai upaya pencegahan stunting. Permasalah ini dapat dicegah melalui kegiatan pelatihan pada remaja putri. Tujuan pengabdian ini yakni memberikan pelatihan dan untuk meningkatkan pengetahuan para remaja putri dalam upaya menambah ilmu dan wawasan agar para siswa dapat mengetahui faktor dan dampak dari pernikahan dini dan sebagai upaya pencegahan resiko kasus stunting. Manfaat kegiatan ini yaitu menambah ilmu, wawasan, pengetahuan dan keterampilan remaja putri, mencegah terjadinya pernikahan dini agar dapat mencegah kasus stunting. Metode kegiatan ini yaitu dengan pelatihan dan bimbingan konseling. Adapun hasil dari pengabdian kepada masyarakat ini berupa kegiatan pelatihan yang kemudian menjadi pendampingan remaja putri. Adanya peningkatan pengetahuan dan wawasan remaja putri tentang bahaya pernikahan dini dan pencegahan stunting. Rata-rata nilai akhir yaitu pre-test 73 dan post-test 86. Rencana luaran yang ditargetkan; jurnal Nasional berISSN, leafleat bahaya pernikahan dini, video pelaksanaan kegiatan, HKI, publikasi di media masa elektronik. Kegiatan ini diharapkan dapat membantu program pemerintah untuk meningkatkan dalam pemantauan pernikahan dini dan status gizi remaja, dan diharapkan kegiatan ini dapat berlangsung secara berkesinambungan.
In Part 1 Stage Active Phase with Severe Preeclampsia: Case Study Ritonga, Siti Nurcahyani; Sintya, Revina
Nursing Case Insight Journal Vol. 2 No. 2 (2024): Nursing Case Insight Journal
Publisher : CV. Literasi Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63166/55mw8w95

Abstract

Preeclampsia is an ongoing complication of pregnancy. Regular antenatal care (ANC) is expected to prevent the development of preeclampsia or enable its earlier detection, thereby reducing subsequent danger. The impact of hypertension in pregnancy is: Preeclampsia and eclampsia can occur and can have an impact on the mother and fetus. This case study aims to analyze midwifery care for preeclampsia patients. The author uses a descriptive analytical method in the form of a case study approach in midwifery care for patients which includes review of subjective, objective data, analysis, management and documentation in Subjective, Objective, Analysis, Planning (SOAP) form. Based on the data review, it was found that signs and symptoms of severe preeclampsia were present complaints of dizziness, anxiety, heartburn and a history of high hypertension starting at 28 weeks of gestation. Inspection Vital signs BP 160/110 mmHg, physical examination shows edema in the lower extremities, and supporting examinations showed urine protein +1. Management has been carried out according to midwifery care in women giving birth with severe preeclampsia, namely RL 500 cc + 6 infusion grams of MgSO4 40% maintenance dose 20 drops/minute, Nifedipine 1 x 10 mg, Methyldopamet 2 x 20 mg administered.
THE EFFECT OF SUPPLEMENTARY FEEDING ON INCREASING THE HEIGHT OF STUNTED TODDLERS IN THE WORK AREA OF PUSKESMAS WANARAJA GARUT DISTRICT Kusnadi, Engkus; Susilawati, Intan Rina; Ritonga, Siti Nurcahyani; Winiarsyarah, Wiwin; Purwanto, Nofita Setiorini Futri
Jurnal Medika Cendikia Vol 10 No 2 (2023): Jurnal Medika Cendikia
Publisher : Karsa Husada Health Institute Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33482/.v10i2.220

Abstract

Stunting adalah masalah gizi yang cukup signifikan terkait pertumbuhan dan perkembangan balita yang memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi median standar pertumbuhan anak. Balita stunting termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan oleh banyak faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi. Balita stunting di masa yang akan datang akan mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal.World Health Organization (WHO) tahun 2021 menunjukkan prevalensi stunting sebesar 22 % atau 149 juta anak di bawah usia lima tahun. Di indonesia persentase sangat pendek pada balita usia 0-23 bulan (baduta) di Indonesia adalah 12,8%, sedangkan persentase pendek adalah 17,1% (Kemenkes, 2020). Prevalensi stunting di Kabupaten Garut tahun tahun 2021 menurut SSGI (Studi Status Gizi Indonesia) menurun menjadi 35,2%. Penyumbang angka stunting tertinggi di Garut adalah di Kecamatan Wanaraja 262 (28,9%) balita stunting dari 907 balita yang telah diukur. Untuk membantu kebutuhan gizi balita, pemerintah mengembangkan program PMT. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh PMT terhadap peningkatan tinggi badan balita stunting menggunakan desain Quasi Experiment dengan pendekatan Pretest dan Posttest only control group design, perhitungan sampel menggunakan perhitungan sampel Experiment dengan teknik random sampling. Data dianalisis menggunakan analisis Uji T Pasangan (Paired T-Test) dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh Pemberian Makanan Tambahan (PMT) terhadap Peningkatan Tinggi Badan Balita stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Wanaraja Kabupaten Garut.
Factors Associated with the Incidence of Stunting in Toddlers in the Working Area of the Wanaraja Health Center, Garut Regency Susilawati, Intan Rina; Ritonga, Siti Nurcahyani; Purwanto, Nofita Setiorini Futri; Perceka, Andhika Lungguh
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 1 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i1.14792

Abstract

Stunting merupakan kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang dari usianya. Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua simpangan baku dari median simpangan baku pertumbuhan anak. Penyumbang angka stunting tertinggi terdapat di Kecamatan Wanaraja, yaitu sebanyak 262 (28,9%) balita stunting dari 907 balita yang telah diukur. Metode: Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan desain crosssectional. Data dianalisis menggunakan teknik uji analisis Chi-Square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan variabel yang berhubungan dengan kejadian stunting adalah status ekonomi rendah p-value 0,019 (95% CI 1,91-10,481), pendidikan ibu p-value 0,037 (95% CI 0,090-0,970). Tinggi badan ibu p-value 0,002 (95% CI 1,766-14,652), riwayat pemberian ASI eksklusif p-value 0,001 (95% CI 1,948 – 15,410), berat badan lahir p-value 0,009 (95% CI 1,359-11,130). Hasil analisis multivariat tinggi badan ibu memiliki risiko stunting tertinggi p-value 0,008 (95% CI 1,484-13,718) dan jenis riwayat pemberian ASI eksklusif merupakan faktor yang paling signifikan terhadap kejadian stunting p-value 0,005 (95% CI 1,621-14,433). Kesimpulan Tinggi badan ibu merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan kejadian stunting. Kata kunci: Stunting, Balita, ASI Eksklusif
Pemberdayaan Kader Posyandu Dalam Pelatihan Antropometri di Wilayah Kerja Puskesmas Wanaraja Kabupaten Garut Kusnadi, Engkus; Widadi, Sri Yekti; Awaludin, Aceng Ali; Perceka, Andika Lungguh; Ritonga, Siti Nurcahyani; Purwanto, Nofita Setiorini Futri
Abdimas Galuh Vol 6, No 1 (2024): Maret 2024
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v6i1.12458

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan berupa pemberdayaan kader Posyandu dalam pelatihan antropometri di Wilayah Kerja Puskesmas Wanaraja Kabupaten Garut. Mitra dalam kegiatan ini adalah Puskesmas Wanaraja dengan sasaran para kader Posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas Wanaraja. Pemilihan lokasi kegiatan adalah Puskesmas Wanaraja yang merupakan daerah angka stunting tertinggi di Kabupaten Garut, daerah ini masih jauh dari perkotaan dan mungkin kurang pengetahuan masyarakat tentang pemenuhan gizi baik dan kurangnya pengetahuan kader tentang pengukuran Antropometri yang dikhawatirkan adanya eror data dikarenakan alat pengukuran yang tidak tersandar atau kader yang mengukur tidak sesuai dengan SOP. Salah satu permasalahan yang paling mendasar adalah masih kurangnya pengetahuan dan keterampilan kader posyandu dalam pengukuran antropometri, mulai dari cara memasang dan menera alat ukur, menimbang, mengukur panjang badan, dan tinggi badan balita hingga mencatat hasil ukur berdampak pada pendataan dan pelaporan status gizi yang tidak akurat. Permasalah ini dapat dicegah melalui kegiatan pemberdayaan pada para kader Posyandu. Tujuan pengabdian ini yakni memberikan pelatihan dan demonstrasi pengukuran antropometri. Manfaat kegiatan ini yaitu menambah ilmu, wawasan, pengetahuan dan keterampilan kader, mencegah terjadinya kesalahan dalam pengukuran setiap bulannya agar memenuhi kebutuhan pelaporan Puskesmas. Adapun hasil dari pengabdian kepada masyarakat ini berupa kegiatan pelatihan yang kemudian menjadi pendampingan kader Posyandu. Kata kunci: Pemberdayaan, Kader, Pelatihan Antropometri