Memprediksi atau meramalkan perilaku observasi biasanya menggunakan pemodelan time series yang dilakukan secara berurutan. Prediksi jumlah produksi padi diharapkan dapat memberikan masukan bagi pemerintah dan dimanfaatkan oleh siapa saja sebagai pengembangan pada sektor pertanian serta sebagai bahan ajar penggunaan metode ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) dan ARIMAX (Autoregressive Integrated Moving Average with Exogenous Variable). Tujuan dari penelitian ini sebagai perbandingan dalam menemukan model terbaik dari metode ARIMA dan ARIMAX untuk memprediksi jumlah produksi padi pada tahun 2023 di kota Magelang. Data yang digunakan merupakan data produksi padi dan luas lahan tanam sebagai variabel eksogen di Kota Magelang pada bulan Januari 2019 sampai Desember 2022. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh model ARIMA terbaik untuk meramalkan jumlah produksi padi di kota Malang adalah ARIMA (0,1,1), sedangnkan model ARIMAX terbaik adalah ARIMAX (0,0,1). Perbandingan kedua model tersebut berdasarkan nilai MAPE, model ARIMAX (0,0,1) menjadi model terbaik untuk meramalkan jumlah produksi padi di Kota Malang karena menghasilkan MAPE terkecil 6,31%. Hasil peramalan menggunakan model ARIMAX (0,0,1) menunjukkan data cenderung mengalami pola trend turun. Hal ini dikarenakan lahan pertanian yang semakin sempit setiap tahunnya sehingga menyebabkan jumlah produksinya semakin menurun.Kata Kunci: Pemodelan, metode ARIMA, metode ARIMAX, Produksi Padi.
Copyrights © 2023