Di tengah derasnya arus globalisasi dan penetrasi budaya asing, eksistensi budaya lokal Indonesia menghadapi tantangan berupa pergeseran nilai dan pola konsumsi budaya masyarakat. Media iklan sebagai salah satu produk industri kreatif memiliki peran strategis dalam merepresentasikan sekaligus melestarikan nilai budaya lokal agar tetap relevan di ruang publik modern. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji representasi budaya lokal dalam iklan Indomie Rawon Pedas Mercon melalui pendekatan kualitatif dengan metode analisis konten. Teori semiotika Roland Barthes digunakan untuk menguraikan makna denotatif dan konotatif yang terkandung dalam simbol audio, visual, teks, dan narasi iklan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklan ini merepresentasikan identitas budaya Jawa Timur melalui kehadiran hidangan khas Rawon, penggunaan latar rumah makan tradisional, pemakaian dialek lokal “Enak Poll”, serta penggunaan alunan musik gambang gamelan. Selain itu, data penayangan iklan di platform YouTube yang mencapai lebih dari 10 juta kali menonton memperlihatkan bahwa iklan ini tidak hanya berhasil menarik minat audiens, tetapi juga berfungsi sebagai sarana efektif dalam pelestarian serta pengenalan budaya lokal kepada masyarakat luas di era globalisasi dan masyarakat multikultural. Temuan ini mengonfirmasi bahwa media iklan dapat berperan sebagai media pengenalan sekaligus pelestarian kebudayaan nusantara.
Copyrights © 2025