Suku Lampung memanfaatkan berbagai spesies tumbuhan dan kearifan lokal di kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan menginventarisasi keanekaragaman tumbuhan sebagai bahan kerajinan dan bangunan yang dimanfaatkan oleh Suku Lampung di Kabupaten Lampung Barat. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara semi terstruktur dan observasi terhadap Suku Lampung di Pekon Balak, Kecamatan Batu Brak; Pekon Buay Nyerupa dan Pekon Tapak Siring, Kecamatan Sukau; Pekon Way Empulau Ulu, Kecamatan Balik Bukit; dan Pekon Hujung, Kecamatan Belalau, Kabupaten Lampung Barat. Terdapat 7 spesies yang dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan yaitu rotan (Calamus sp.), jukuk (Equisetum debile), pelupuh bamban (Schizostachyum bamban), kawokh tali (Gigantochloa apus), pelupuh betung (Dendrocalamus asper), kunyit (Curcuma longa), dan kayu manis (Cinnamomum verum). Bagian tumbuhan yang dimanfaatkan dalam pembuatan kerajinan antara lain batang (5 spesies), rimpang (1 spesies), dan kulit kayu (1 spesies). Sebanyak 5 spesies tumbuhan berperan sebagai bahan utama kerajinan, sedangkan 2 spesies lainnya berperan sebagai pewarna kerajinan. Terdapat 7 spesies tumbuhan sebagai bahan bangunan yaitu medang (Listea sp.), kenitu (Chrysophyllum cainito), cempaka (Michelia champaca), meranti (Shorea sp.), kurut (Dysoxylum parasiticum), pelupuh betung (Dendrocalamus asper), dan aren (Arenga pinnata). Bagian tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan bangunan adalah batang (6 spesies) dan serabut pelepah (1 spesies).
Copyrights © 2024