Abstrak – Beberapa Santri atau pelajar yang barada di pondok pesantren berasal dari keluarga kurang mampu (dhu`afa). Berdasar survei di beberapa pondok pesantren di Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa didapatkan beberapa problem yang dialami santri dhu`afa. Secara psikologis didapatkan gejala ringan berupa: Merasa was-was, khawatir, konsentrasi terganggu, kurang motivasi dan sulit menghafal al-Qur`an. Kemudian kemudian ada pula santri yang minder dan tidak percaya diri, ingin berhenti dari pondok, dan melarikan diri dari pondok. Fenomena problem psikis santri dhu`afa tersebut perlu segera ditangani agar tidak menjadi momok pada lembaga pendidikan untuk menyukseskan santrinya dalam meraih prestasi yang gemilang. Mitra dalam kegiatan PKM ini adalah santri dhu`afa di beberapa pondok pesantren yang mengalami problem psikis di Kecamatan Parangloe. Penanganan masalah mitra adalah dengan menggunakan pendekatan psikoterapi islam. Mitra dalam kegiatan PKM ini adalah santri dhu`afa berjumlah jumlah 30 anak yang di beberapa pondok pesantren di Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa. Secara umum langkah-langkah dalam menangani problem psikis santri dilakukan dilakukan dengan format FGD dan Pelatihan. Berdasar hasil analisis problem psikis secara komprehensif yang dialami santri dhu`afa di pondok Pesantren, maka disusun gambaran IPTEKS untuk menangani problem psikis tersebut. IPTEKS psikoterapi islam dirancang berdasar pada aspek psikologis terdiri dari kognitif, afektif (emosi) dan tingkah laku (psikomotor). Kemudian, menangani problem psikis dimulai dari pusat fungsi psikis yaitu qalbu. Kegiatan PKM ini efektif untuk menangani problem psikis santri dhu`afa. Ini dapat menjadi rujukan bersama di berbagai pondok pesantren atau bagi lembaga pendidikan dengan program boarding (berasrama). Selain itu sacara personal, santri dapat memiliki skill/keterampilan koping religius agar memilik daya adaptasi diri (adjasment) terhadap lingkungannya. Kata kunci: psikoterapi islam, problem psikis santri
Copyrights © 2025