Stunting masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia, termasuk di Desa Awang Bangkal Barat, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, dengan prevalensi 29,4% pada tahun 2024, lebih tinggi dari rata-rata provinsi (26,4%) dan ambang batas WHO (20%). Kondisi ini dipengaruhi oleh rendahnya asupan gizi balita, minimnya pemberian ASI eksklusif, masalah sanitasi, serta belum optimalnya fungsi posyandu dalam edukasi gizi. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan meningkatkan kapasitas kader posyandu melalui pelatihan konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) sebagai upaya pencegahan stunting. Metode yang digunakan adalah pelatihan selama dua hari, meliputi teori dasar PMBA, teknik konseling gizi, serta praktik simulasi konseling berbasis role play dan pemanfaatan pangan lokal. Evaluasi dilakukan melalui pre-test, post-test, serta observasi praktik konseling. Hasil menunjukkan peningkatan signifikan pengetahuan kader, dengan nilai rata-rata naik dari 58,9 menjadi 89,4. Seluruh kader juga mampu melaksanakan konseling PMBA dengan baik hingga sangat baik di posyandu. Temuan ini membuktikan bahwa pelatihan konseling gizi efektif meningkatkan kepercayaan diri dan keterampilan kader dalam mendampingi ibu balita. Keberhasilan kegiatan ini menunjukkan pentingnya integrasi pelatihan kader ke dalam program desa untuk memastikan keberlanjutan intervensi penanggulangan stunting.
Copyrights © 2025