Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Peningkatan Keterampilan Produk Olahan Hasil Perikanan Di Desa Lok Baintan Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar Syainah, Ermina; Yanti, Rusmini; Isnawati, Isnawati
Majalah Cendekia Mengabdi Vol 1 No 2 (2023): Majalah Cendekia Mengabdi
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.341 KB) | DOI: 10.63004/mcm.v1i2.158

Abstract

Pendahuluan: Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didesa lok Baintan Kecamatan Sungai Tabuk dengan cara pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan keterampilan produk olahan hasil perikanan (hasil olahan hewani) oleh ibu-ibu PKK dan karang taruna serta Kader. Permasalahan yang dikeluhkan oleh Mitra adalah ketidaktahuan mereka tentang tata cara pemilihan bahan pangan yang segar dan baik, tata cara penimbahan dan pengukuran yang benar seperti apa, serta persiapan dan penggunaan peralatan yang tepat dan benar, tahapan demi tahapan pengolahan produk. Permasalahan lain yaitu susahnya mendapatkan bahan baku dan bahan tambahan yang mudah dan harganya terjangkau, dikarenakan jarak yang ditempuh antara tempat pelatihan dan kota lumayan jauh sekitar 10 km, dengan demikian mereka harus mempersiapkan waktu beberapa hari sebelumnya.Tujuan: Peningkatan pengetahuan tentang manfaat mengonsumsi ikan dan keterampilan ibu-ibu anggota PKK dan anggota Karang Taruna tentang pengolahan hasil ikan di pinggiran sungai didesa Lok Baintan, untuk memproduksi produk yang bermutu dan bergizi sesuai dengan Standar Nasional Indonesia, peningkatan pengetahuan mengenai cara memproduksi yang baik dengan penerapan sanitasi dan higienis yang benar, dan terciptanya produk disukai oleh masyarakat.Metode: Sosialisasi, Penyuluhan, DiskusiHasil: Kegiatan ceramah dan edukasi untuk pertama kalinya dengan agenda kegiatan yaitu melakukan sosialisasi, perkenalan, koordinasi oleh tim pengabmas Jurusan Kesehatan Gizi kepada pihak Mitra.Simpulan: Memberikan edukasi produk olahan ikan serta melatih keterampilan kader dalam melakukan persiapan, penimbangan dan pengukuran bahan serta pengolahan produk dari hewani.
Peningkatan Pengetahuan Ibu Balita Bawah Garis Merah (BGM) Tentang Pola Asuh Dan Keterampilan Mengolah Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Yanti, Rusmini; Syainah, Ermina; Maslani, Noorhayati
Majalah Cendekia Mengabdi Vol 1 No 3 (2023): Majalah Cendekia Mengabdi
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63004/mcm.v1i3.233

Abstract

Pendahuluan. Bawah Garis Merah (BGM) adalah keadaan anak balita yang mengalami gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi sehingga pada saat ditimbang berat badan anak balita di bawah garis merah pada KMS atau status gizi buruk (BB/U <-3 SD) atau adanya tanda-tanda klinis. Berdasarkan hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) 2016, Kabupaten Banjar memiliki persentase status gizi kurang dan buruk sebesar 28,0%. Angka ini menunjukkan bahwa status gizi kurang dan buruk balita 0 – 59 bulan di Kabupaten Banjar melebihi standar Kalsel yaitu 25,6% (Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel, 2016). Data Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar Tahun 2016, Kecamatan Karang Intan memiliki kasus balita BGM terbanyak se Kabupaten Banjar dengan jumlah kasus 274 kasus. Jumlah ini terdiri dari 108 kasus BGM di wilayah kerja Puskesmas Karang Intan 1 dan 166 kasus di wilayah Puskesmas Karang Intan 2. Dari data hasil penimbangan balita bulan Maret 2019 masih terdapat 83 balita BGM di wilayah Puskesmas Karang Intan 1 dan 80 balita di wilayah Puskesmas Karang Intan 2. Pelaksanaan kegiatan pada bulan September – Oktober 2022 di wilayah kerja Puskesmas Karang Intan 1 dengan sasaran ibu-ibu balita BGM yang berjumlah 30 orang. Peningkatan pengetahuan ibu tentang pola asuh dilakukan dengan penyuluhan metode ceramah dan tanya jawab serta demonstrasi mengolah menu MP-ASI. Peningkatan keterampilan mengolah MP-ASI dilakukan dengan pendampingan sebanyak 3 kali metode asuhan gizi dan konseling.Tujuan. Pengabdian masyarakat ini bertujuan meningkatkan pengetahuan ibu balita BGM tentang pola asuh dan peningkatan keterampilan mengolah MP-ASI. Metode. Penyuluhan, Demo Masak, Pedampingan.Hasil. Dari pre dan posttest tersebut terlihat adanya meningkatan pengetahuan. Hal ini tergambar dari rata-rata nilai pretest sebesar 56,7 dan postest sebesar 84,7. Evaluasi peningkatan pengetahuan dengan penilaian pretest dan posttest sedangkan penilaian keterampilan dilakukan dengan penilaian asupan zat gizi balita dan penilaian mengolah MP-ASI untuk masing-masing balita oleh ibu balitanya. Dari hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini terlihat adanya peningkatan pengetahuan tentang pola asuh makan dan peningkatan keterampilan ibu balita dalam mengolah MP-ASI.Simpulan. Terjadi peningkatan pengetahuan tentang pola asuh makan dan mengolah MP-ASI bagi balita. Terjadi peningkatan keterampilan mengolah MP-ASI bagi balita BGM.
The Effect of Mocaf Flour and Yellow Pumpkin Flour (Cucurbita Moschata) Proportion on the Acceptability and Physicochemical Quality of Wet MI Ni’mah, Isna Khairun; Syainah, Ermina; Yanti, Rusmini; Aprianti; Nurhamidi; Farhat, Yasir
International Journal of Public Health Excellence (IJPHE) Vol. 4 No. 1 (2024): June-December
Publisher : PT Inovasi Pratama Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55299/ijphe.v4i1.1014

Abstract

Overcoming dependence on wheat flour as raw material, researchers want to develop a wet noodle product by using mocaf flour to substitute wheat flour and adding pumpkin flour to increase the nutritional value of wet noodles, namely potassium minerals as an alternative main food that can help lower blood pressure in hypertension sufferers.To determine the effect of the proportion of mocaf flour and pumpkin flour on the physicochemical quality of wet noodles. This type of research uses an experimental study design with a Completely Randomized Design (CRD). The comparison of the proportions of mocaf flour and pumpkin flour is P0 (100g : 0g), P1 (95g : 5g), P2 (90g :10g), P3 (85 g :15g), P4 (80g :20g). Physical quality and chemical quality test data were analyzed using the Independent T-test. The research results show that the percent water absorption capacity; percent elongation; potassium levels; and sodium levels, namely P0 (58.5% ; 19.8% ; 16.5mg/100 g; 5.64 mg/100g), P2 (70.3% ; 8.8% ; 55.95 mg/100g ; 5.55 mg/100g). The best treatment P2 does not meet the adult RDA percentage and cannot be classified as high in potassium. Wet noodle products cannot yet be used as an alternative to foods high in potassium for preventing hypertension.
NUGGET IKAN DAN DIMSUM IKAN SAYUR MENGATASI STUNTING DAN WASTING Dewi, Zulfiana; Sajiman; Syainah, Ermina; Mas'odah, Siti; Magdalena; Andres, Mailla Dwi; Yanti, Rusmini; Rahmani; Hariati, Niken Widyastuti; Emelia, Herizka Risty; Fathurrahman; Nisa, Nurun
JURNAL RAKAT SEHAT (JRS) : Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 No 1 (2024): Jurnal Rakat Sehat
Publisher : UPPM Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31964/jrs.v3i1.60

Abstract

Stunting, often called stunting, is a condition of failure to grow in children under five years old (toddlers) due to chronic malnutrition and recurrent infections, especially during the First 1,000 Days of Life (HPK), namely from the fetus to a 2-year-old child. Other studies show that the problem of stunting in Indonesia is related to food consumption, namely the low consumption of food sources of animal protein that are consumed daily. Data from the Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) shows that consumption of animal protein per day in Indonesia is 20.30 grams, lower than other ASEAN countries such as Malaysia, Brunei, the Philippines, and Thailand. This community service activity takes the form of education about animal protein to prevent stunting and a cooking demonstration on fish nuggets and vegetable fish dim sum. The target group is cadres and mothers of toddlers in the working area of the East Martapura Community Health Center, Banjar Regency, South Kalimantan Province. The results of this community service activity show an increase in knowledge about stunting and how to prevent it.
Pemanfaatan Buah Naga dalam Pembuatan Makanan Sehat untuk Meningkatkan Immunitas pada Ibu Hamil Hipni, Rubiati; Isnaniah; Pratiwi, Niken; Syainah, Ermina
JURNAL RAKAT SEHAT (JRS) : Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 No 2 (2024): Jurnal Rakat Sehat
Publisher : UPPM Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31964/jrs.v3i2.79

Abstract

Buah naga mengandung banyak asam organik, protein, mineral seperti kalium, magnesium, kalsium dan zat besi dan vitamin C. memiliki sifat-sifat menurunkan tekanan darah, kadar gula darah, dan sumber antioksidan. Kebutuhan gizi ibu hamil merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam Upaya pencegahan terhadap Anemia, proses pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan, memamfaatkan hasil buah lokal seperti buah naga yang mudah didapat dengan harga terjangkau sebagai pencegahan dan pengobatan alternative terhadap anemia dan Sebagai Imunomodulator Pada Wanita Hamil. Permasalahan Mitra PKM adalah masih tingginya kasus Anemia, ibu hamil dan kader sebagian besar masih kurang pengetahuannya tentang pencegahan Anemia di wilayah Puskesmas Pemurus dalam Kota Banjarmasin dan masih kurangnya pengetahuan tentang produk olahan makanan yang bisa meningkatkan Kesehatan ibu hamil. Metode pelaksanaan PKM dengan Pemberian penyuluhan dan sosialisasi tentang pemanfaatan buah naga sebagai bahan makanan sehat yang bisa meningkatkan immunitas ibu hamil serta membagikan leaflef di pada 20 orang ibu hamil dan 20 orang kader posyandu. berikutnya dengan mendemostrasikan dan pendampingan cara pengolahan buah naga menjadi makanan sehat untuk ibu hamil serta melakukan monitoring dan evaluasi. Hasil dari kegiatan meningkatnya pengetahuan Ibu hamil dan kader poyandu tentang pemanfaatan buah naga sebagai bahan makanan untuk meningkatkan immunitas ibu hamil, ibu hamil dan kader posyandu bisa mempraktikan secara mandiri cara pengolahan makanan sehat dengan memamfaatkan buah naga. Saran kegiatan ini bisa dilakukan secara terus menerus dengan Kerjasama bidan, tenaga gizi dan kader posyandu.
Peningkatan Pengetahuan Keluarga Dan Keterampilan Serta Strategi Menurunkan Prevalensi Gizi Kurang Pada Balita Dengan Pemberian Makanan Tambahan Berbasis Pangan Lokal Syainah, Ermina; Nurhamidi, Nurhamidi; Anwar, Rosihan
Majalah Cendekia Mengabdi Vol 3 No 1 (2025): Majalah Cendekia Mengabdi
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63004/mcm.v3i1.509

Abstract

Pendahuluan: Malnutrisi atau gizi kurang merupakan status kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi, atau nutrisinya di bawah rata-rata. Malnutrisi disebabkan oleh asupan nutrisi yang kurang dan tidak tepat, kurangnya pengetahuan orang tua tentang nutrisi pada anak. Pengaturan pengelolaan pemberian makanan tambahan bagi balita gizi kurang dan ibu hamil kurang energi kronis ini adalah sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dan pemangku kepentingan terkait dalam pengelolaan pemberian makanan tambahan bagi balita gizi kurang dan ibu hamil kurang energi kronis. Permasalahan gizi perlu mendapatkan perhatian yang serius demi kelangsungan hidup anak balita yang pada akhirnya berpengaruh pula pada kelangsungan hidup bangsa karena gizi berkontribusi besar terhadap peningkatan sumber daya manusia. Desa Lok Baintan memiliki keunggulan spesifik dalam bidang budidaya hasil perikanan, petani, pencari ikan, pedagang hasil pertanian namun belum mampu mengembangkan secara maksimal keunggulan tersebut untuk dijadikan sebagai sumber penghasilan pendapatan. Tujuan: Peningkatan pengetahuan keluarga dan keterampilan serta strategi menurunkan prevalensi gizi kurang pada balita dengan pemberian makanan tambahan berbasis pangan lokal . Metode: Pelaksanaan kegiatan dilakukan  dengan pendekatan partisipatif. Metode penyampaian melalui pendekatan adragogi sehingga diharapkan terjadi interaksi yang intensif antara peserta dengan tim  pelaksana, diskusi kelompok fokus, pendidikan dan pelatihan, dan keterampilan. Hasil: Peningkatan pengetahuan, keterampilan memasak, penurunan prevalensi gizi kurang dan peningkatan kemandirian. Simpulan: Program PMT berbasis pangan lokal terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga serta menurunkan prevalensi gizi kurang pada balita. Pendekatan berbasis komunitas yang melibatkan semua pemangku kepentingan sangat krusial untuk mencapai keberhasilan jangka panjang dalam perbaikan gizi.
Pengaruh Formulasi Tepung Pisang Kepok (Musa Paradisiaca L.) Dan Mocaf Pada Mutu Kimia Dan Subjektif Cookies Piscaf Sebagai Produk Pangan Fungsional Antihipertensi Apriyani, Nursari Eka; Andrestian, Meilla Dwi; Mas’odah, Siti; Syainah, Ermina
Jurnal Penelitian Multidisiplin Bangsa Vol. 2 No. 1 (2025): Juni
Publisher : Amirul Bangun Bangsa Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpnmb.v2i1.449

Abstract

Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor satu secara global yang dapat menyerang siapa saja. Salah satu faktor penyebab hipertensi adalah tingginya asupan natrium dan rendahnya asupan kalium. Tepung pisang kepok dan mocaf merupakan bahan pangan bebas gluten dan kaya akan kalium, sehingga dapat digunakan sebagai produk pangan fungsional antihipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh formulasi tepung pisang kepok (Musa Paradisiaca L.) dan mocaf pada mutu kimia dan subjektif cookies Piscaf sebagai produk pangan fungsional antihipertensi. Metodologi dalam penelitian ini adalah pembuatan cookies dengan formulasi perlakuan beserta parameter pengujian analisis proksimat, kadar kalium, dan analisis organoleptik. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini adalah perbedaan perbandingan antara tepung pisang kepok dan tepung mocaf yaitu P0 (0:100), P1 (70:30), P2 (80:20), dan P3 (90:10). Analisis data menggunakan analisis Friedman, Kruskal Willis, dan One Way ANOVA pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan tepung pisang kepok dan tepung mocaf signifikan terhadap lemak dan karbohidrat dan uji organoleptik secara keseluruhan, kecuali tekstur. Perbandingan tepung pisang kepok dan tepung mocaf P2 (80:20) terpilih sebagai perlakuan paling disukai yang memiliki kandungan kadar air 4,785%, kadar abu 1,65%, kadar protein 4,08%, kadar lemak 24,78%, karbohidrat 64,71% dan kadar kalium 11949,55% dengan deskripsi berwarna cokelat, sedikit beraroma pisang kepok, dan bertekstur rapuh. Selanjutnya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai cara pengolahan tepung pisang kepok agar menghasilkan warna yang cerah sehingga dapat diterima oleh panelis.
FORMULASI ODENG DARI IKAN BANDENG (Chanos chanos) SEBAGAI PRODUK ALTERNATIF TINGGI PROTEIN DAN KALSIUM UNTUK BALITA STUNTING Ilham, Verien Raodhatul; Dewi, Zulfiana; Andrestian, Meilla Dwi; Syainah, Ermina
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.49529

Abstract

Stunting merupakan masalah gizi kronis pada balita yang disebabkan oleh asupan gizi yang tidak adekuat, terutama protein dan kalsium. Ikan bandeng (Chanos chanos) memiliki potensi sebagai sumber protein dan kalsium karena kandungan gizi pada daging dan tulangnya. Inovasi produk makanan seperti odeng berbahan dasar ikan bandeng dapat menjadi alternatif intervensi gizi bagi balita stunting. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan desain post-test only control group design. Terdapat tiga perlakuan (P1, P2, P3) dan satu kontrol (P0) dengan variasi proporsi ikan bandeng dan tepung tapioka. Uji organoleptik dilakukan terhadap semua formulasi untuk menentukan perlakuan terbaik menggunakan skala hedonik. Perlakuan terbaik dan kontrol diuji lebih lanjut kandungan protein (metode Kjeldahl) dan kalsium (metode AAS). Data dianalisis menggunakan uji Friedman dan uji t-test independen.Perlakuan P1 (75% ikan bandeng: 25% tepung tapioka) merupakan formulasi terbaik dengan nilai efektivitas 1,00 dan tingkat kesukaan panelis tertinggi (rata-rata rasa 3,97, tekstur 4,07). Kadar protein P1 sebesar 16,08%, lebih tinggi dibanding kontrol (12,28%). Kadar kalsium P1 mencapai 102,07 mg/kg, sedangkan kontrol hanya 18,89 mg/kg. Terdapat pengaruh signifikan (p<0,05) penambahan ikan bandeng terhadap kadar protein, kalsium, serta tingkat kesukaan panelis.