Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Indonesia masih menghadapi berbagai hambatan dalam mengakses pendidikan inklusif akibat keterbatasan sumber daya, sarana, dan pemahaman masyarakat. Yayasan Lentera Cita Karya hadir untuk memberikan layanan pendidikan khusus sekaligus mendorong terciptanya lingkungan yang inklusif. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini bertujuan membekali ABK dengan keterampilan hidup melalui pelatihan fotografi dasar dan public speaking berbasis storytelling. Fotografi mendorong kreativitas dan komunikasi visual, sementara storytelling meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan berbicara di depan umum. Program ini melibatkan civitas akademika Universitas Bunda Mulia dan diikuti oleh delapan peserta didik dari Special Harmony School. Hasil evaluasi menunjukkan program dinilai sangat edukatif, objektif, akuntabel, dan transparan. Selain pengembangan keterampilan, kegiatan ini juga berkontribusi dalam membangun kesadaran masyarakat terhadap potensi ABK sebagai bagian dari gerakan inklusi sosial.Children with Special Needs (CSN) in Indonesia still face major challenges in accessing inclusive education, due to limited human resources, infrastructure, and public awareness. Yayasan Lentera Cita Karya addresses these gaps by providing specialized education and promoting inclusive values within the community. This community engagement program aimed to equip CSN students with essential life skills through basic photography and public speaking training using storytelling methods. Photography was used to foster creativity and visual communication, while storytelling enhanced confidence and public speaking abilities. The program was implemented collaboratively by Universitas Bunda Mulia’s academic community and attended by eight CSN students from Special Harmony School. Evaluation results showed high satisfaction from teachers and facilitators in terms of educational value, objectivity, accountability, and transparency. Beyond skill development, this initiative contributed to shifting societal perceptions and advancing inclusive practices for marginalized groups.
Copyrights © 2025