Artikel ini ditulis dalam rangka merespon sebuah fenomena dalam dunia pendidikan. Yaitu merosotnya adab yang ditandai dengan mengemukanya berita konflik antara siswa dan guru. Fenomena tentang Siswa yang berani menantang seorang guru atau seorang wali siswa yang sampai menyeret seorang guru ke ranah hukum atau tawuran antar siswa merupakan fakta yang mengenaskan. Oleh karenanya, kahadiran Sekolah Al-Inayah yang mengangkat konsep Adab sebelum Ilmu di tengah-tengah dahaga akan adab layak untuk diteliti. Ada dua rumusan; Pertama, bagaiaman konsep adab sebelum ilmu. Dan baaiamana penerapan adab sebelum ilmu di Sekolah dasar Al Inayah. Untuk menjawab rumusan tersebut, Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Data diperoleh dari naskah wawancara, Dokumen sekolah, catatan lapangan, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif analitis dengan tiga tahapan analisis; Reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Kesimpulannya adalah bahwa yang dimaksud dengan adab sebulum ilmu adalah mendahulukan ilmu yang dibutuhkan oleh setiap siswa. Ada enam ilmu yang ditanakan sesuai dengan jenjang kelas siswa. Iman, Alquran, Adab, Bahasa, Matematika dan life skill. Penanaman adab sebelum ilmu di sekolah Al-Inayah menggunakan metode yang bervariasi; keteladanan guru dan orang tua siswa, berkisah tentang para Nabi, para sahabat Nabi, ulama dan tokoh-tokoh pejuang bangsa, Menonoton film-film yang sesuai dengan adab yang sedang diajarkan, pemberian apresiasi atas kedisiplinan mereka dalam menjaga adab dan memberikan teguran dengan kalimat tidak langsung jika mereka lalai.
Copyrights © 2022