Kota Jakarta merupakan kota dengan populasi penduduk yang padat dan juga padat bangunan, sebagian besar berupa bangunan hunian, sedangkan ruang terbuka hijau dan ruang terbuka biru belum memadai. Proporsi hamparan bangunan hunian tapak lebih dominan dibandingkan hunian vertikal. Tipe kawasan hunian tapak dapat berupa kawasan tertata maupun tidak tertata, banyak diantaranya berupa bangunan hunian tapak padat penduduk, kumuh, dan bahkan liar. Banyaknya kawasan hunian kumuh dan liar menjadi salah satu faktor peningkatan Pulau panas perkotaan di Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak kawasan kumuh dan liar sebagai salah satu faktor peningkatan Pulau panas perkotaan di DKI Jakarta pada studi kasus Kampung Pojok Muara Baru yang berada diatas perairan teluk Jakarta. Pendekatan penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan sumber data primer dengan pengamatan lapangan serta kajian data sekunder dari peta citra satelit, dianalisis menggunakan teori Pulau panas perkotaan. Penelitian ini menekankan bahwa dampak konfigurasi bangunan dan jenis tutupan lahan pada kawasan hunian tidak tertata dan kumuh menjadi salah satu faktor peningkatan Pulau panas perkotaan karena minimnya vegetasi, aliran angin terhambat, panas matahari terserap dan terperangkap, serta terhambatnya fungsi badan air serta tercemar oleh limbah domestik rumah tangga. Solusi atas permasalahan tersebut adalah kebijakan relokasi lahan, pengembalian fungsi badan air serta penataan kawasan pesisir.
Copyrights © 2024