Ilmu al-Bayān merupakan salah satu cabang utama dalam disiplin balāghah Arab yang berfungsi untuk menjelaskan makna secara mendalam dan artistik melalui berbagai perangkat gaya bahasa seperti tasybīh, isti‘ārah, majāz, dan kināyah. Artikel ini mengkaji konsep Ilmu al-Bayān menurut Abu Hilāl al-‘Askari (w. 395 H), seorang tokoh penting dalam tradisi keilmuan Arab klasik yang memberikan kontribusi signifikan terhadap sistematika dan estetika bahasa Arab. Melalui karya monumentalnya Kitāb al-Ṣinā‘atayn, al-‘Askari menekankan pentingnya kejelasan dan kedalaman makna sebagai inti dari balāghah yang sejati, serta mengkritisi bentuk-bentuk bahasa yang terlalu artifisial tanpa substansi makna. Kajian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi pustaka (library research), serta teknik analisis isi berdasarkan model Krippendorff untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi pemikiran al-‘Askari dalam konteks retorika dan stilistika Arab. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Abu Hilāl tidak hanya menekankan keindahan ekspresi, tetapi juga mengaitkannya dengan etika komunikasi, rasionalitas, dan ketepatan makna. Pandangannya tentang tasybīh, isti‘ārah, dan majāz menggambarkan integrasi antara kekuatan retoris dan kejelasan semantik, yang kemudian memengaruhi pemikiran tokoh-tokoh besar seperti al-Jurjānī dan al-Sakkākī. Dengan demikian, pemikiran Abu Hilāl al-‘Askari tetap relevan dalam studi linguistik Arab dan retorika modern karena menawarkan pendekatan estetis dan logis terhadap ekspresi bahasa.
Copyrights © 2025