Limbah abu ketel yang dihasilkan dari proses pengolahan kelapa sawit sering kali tidak dimanfaatkan dan berpotensi mencemari lingkungan sekitarnya. Abu ketel berasal dari pembakaran tempurung kelapa sawit pada suhu antara 700?C hingga 800?C. Oleh karena itu, penting untuk memanfaatkan limbah abu ketel ini, khususnya sebagai campuran dalam beton. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan abu ketel terhadap waktu pengikatan semen dan kekuatan tekan beton melalui eksperimen di laboratorium. Variabel yang diteliti mencakup persentase penggantian abu ketel terhadap sebagian semen (0%, 5%, 10%, 15%, dan 20%). Sampel uji berupa pasta beton dan beton kubus dengan dimensi 15x15x15 cm pada umur 28 hari. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa penggunaan abu ketel dapat mempercepat proses pengikatan semen dan menghasilkan slump yang lebih rendah. Semakin tinggi persentase abu ketel, semakin rendah slumpnya. Kadar optimal substitusi abu ketel pada beton kubus 28 hari adalah 5%, dengan kekuatan tekan 29,47 Mpa. Selain itu, penggunaan abu ketel pada persentase lainnya (5%, 10%, dan 15%) cenderung dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan kekuatan tekan beton pada umur 28 hari, dengan persentase 5% menunjukkan hasil yang optimal. Dengan demikian, penggunaan abu ketel dalam beton memberikan dampak positif pada kekuatan tekan beton serta membantu dalam pemanfaatan limbah industri.
Copyrights © 2024